
Pengiriman ke China Macet, Harga Tembaga Melaju

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan tembaga China, konsumen logam utama dunia, jatuh pada awal pekan ini. Hal ini mendorong harga tembaga menguat pada perdagangan jelang hari ini.
Pada Selasa (12/4/2022) pukul 10:40 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.228/ton, naik 0,27% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Per Senin 11 April, persediaan tembaga yang dipantau oleh pasar China jatuh 5.000 ton menjadi 135.300 ton pada hari Jumat lalu. Turunnya persediaan sudah terjadi selama enam minggu berturut-turut karena lockdown membatasi menghambat pengiriman tembaga.
Dilansir Reuters, tembaga yang diangkut melalui perjalanan darat seperti kereta api dan truk tidak dapat melakukan bongkar muat sebelum 15 April. Di Jiangsu, transportasi kereta api relatif normal, tetapi efisiensi transportasi truk sangat rendah. Kemudian di Guangdong, barang dengan kereta api dan truk berjalan normal. Namun pengiriman di China utara menurun karena wabah Covid-19 di daerah Liaoning dan Chifeng.
Secara rinci, persediaan di Shanghai dan Jiangsu tidak berubah. Persediaan di Guangdong turun 4.300 ton menjadi 40.800 ton. Persediaan di Chongqing turun 400 ton menjadi 1.800 ton. Kemudian, persediaan di Chengdu turun 100 ton menjadi 1.000 ton. Persediaan di Tianjin mencelupkan 200 ton ke 1.800 ton.
Ke depan, persediaan tembaga di China masih akan rendah karena pengiriman yang diperkirakan masih belum pulih. Persediaan yang semakin rendah membuat pasokan di konsumen utama logam terbesar dunia menjadi turun. Hal ini jadi sentimen positif bagi harga tembaga dunia.
China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China mampu mempengaruhi harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...