
Cooling Down, Harga Batu Bara Turun Nyaris 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara awal pekan pekan ini melemah setelah melesat minggu lalu. Pada perdagangan Senin (11/4/2022), harga batu bara kontrak Mei ditutup di level US$ 297,15 per ton. Melemah 0,78% dibandingkan Jumat (8/4/2022).
Harga batu bara melonjak sejak awal April dan selalu berada dalam tren kenaikan, kecuali pada Kamis (7/4/2022) dan Senin (11/4/2022) di mana terjadi koreksi 0,64% dan 0,8%. Harga batu bara pada perdagangan pekan lalu bahkan melejit 18%.
Secara keseluruhan, harga batu bara masih melonjak 6,2% dalam sepekan terakhir Harga si batu hitam memang masih melemah 17,83% dalam sebulan tetapi selama setahun harganya tetap melejit 244%.
Meroketnya harga batu bara pekan lalu dipicu keputusan Uni Eropa dan Jepang yang akan memberhentikan impor batu bara dari Rusia. Larangan impor batu bara Rusia tentu saja membuat persaingan untuk mendapatkan pemasok baru makin ketat sehingga harga batu bara melambung.
Pelemahan pada Senin kemarin kemungkinan terjadi karena harga batu bara pada pekan sebelumnya sudah terlalu tinggi. Abdul Halim Othman, Kepala TNB Fuel Services Sdn Bhd (TNBF), mengatakan harga batu bara diperkirakan akan stabil dalam lima bulan ke depan saat pasokan mulai normal.
"Pasokan listrik yang stabil adalah pilar ekonomi sebuah negara. Saat ekonomi stabil, harga akan turun seperti tahun-tahun sebelumnya," tutur Othman, seperti dilansir dari Bernama. TNB Fuel Services Sdn Bhd, merupakan anak perusahaan BUMN Malaysia penyedia tenaga listrik, Tenaga Nasional Berhad (TNB).
Analis dari Global Times, Li, mengatakan embargo Jepang dan Uni Eropa membuat Rusia harus menjual kuota ekspor mereka yang mencapai 50 juta ke negara lain. Sebaliknya, Uni Eropa dan Jepang harus mencari pemasok baru untuk menggantikan Rusia.
"Untuk kedua pihak, kondisinya sama-sama darurat yang akan membuat harga batu bara naik. Tetapi harga batu bara Rusia akan turun karena mereka harus menjualnya dengan cepat sehingga harga lebih stabil. Yang dihadapi market sekarang adalah kondisi turbulensi yang bisa mengganggu pasokan dan permintaan," tutur Li, seperti dikutip Hellenicshippingnews.
Montel melaporkan lalu lintas pengiriman batu bara di pelabuhan barat laut Eropa belum terkena dampak larangan impor meskipun beberapa perusahaan sudah menghentikan impor dari Rusia. "Pelabuhan masih sibuk menerima kiriman batu bara Rusia. Namun, memang ada peningkatan impor batu bara dari Kolombia, Afrika Selatan, dan Indonesia," tutur sebuah sumber dari Montel.
Harga batu bara melonjak tajam sejak akhir Februari lalu setelah Rusia menyerang Ukraina. Pada awal Februari, harga batu bara masih di bawah US$ 200 per ton tetapi kemudian melonjak ke level US$ 300 dan bahkan mencetak rekor pada 2 Maret 2022 di level US$ 446 per ton.
Harga batu bara saat ini seperti bumi dan langit jika dibandingkan pada periode 11 April 2021 di mana harga batu bara ada di level US$ 86,2 per ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina