Sudah Naik 18%, Harga Batu Bara Diramal Makin Membara

Maesaroh, CNBC Indonesia
11 April 2022 07:00
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara meroket 18,8% pada pekan lalu. Harga emas hitam diperkirakan masih akan terbang pada pekan ini dan melewati level US$ 300 per ton.

Pada perdagangan Jumat (11/4/2022), harga batu bara ditutup menguat 4,2% di level US$ 299,5/ton. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 15 Maret (US$ 303,35 per ton).
Sejak awal bulan, harga batu bara selalu berada dalam tren penguatan, kecuali pada 7 April lalu di mana batu bara sempat melemah 1,85%.

Secara keseluruhan, harga batu bara melonjak 18,8% sepekan lalu. Harga emas hitam memang masih melemah 29,8% dibandingkan bulan lalu. Namun, selama setahun harganya sudah melejit 250,3%.


Meroketnya harga batu bara pekan lalu dipicu keputusan Uni Eropa Serikat yang akan memberhentikan impor batu bara dari Rusia mulai pertengahan Agustus tahun ini.  Menyusul Uni Eropa, Jumat (8/4), Jepang juga mengumumkan larangan impor batu bara dari Rusia.

"Rusia terus melanggar hukum internasional dengan membunuh warga sipil dan menyerang pembangkit nuklir. Ini adalah kejahatan yang tidak termaafkan. Jepang akan berdiri bersama masyarakat Ukraina," tutur Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, seperti dikutip dari Reuters.

Jepang adalah importir batu bara terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Rusia memasok 10% kebutuhan impor batu bara Jepang. Pasokan Rusia hanya kalah dari Australia (60%) dan Indonesia (13%).

Menyusul larangan impor dari Rusia, Jepang pun dikabarkan tengah mendekati sejumlah negara termasuk Indonesia untuk menambal pasokan yang ditinggalkan Rusia.
Larangan impor batu bara Rusia tentu saja membuat persaingan untuk mendapatkan pemasok baru makin ketat sehingga harga batu bara diperkirakan terus melambung pekan ini.

"Harga batu bara akan melejit (minggu ini) seperti minggu lalu dikarenakan embargo negara Barat akan produk batu bara dari Rusia. Hal ini akan berdampak terhadap kurangnya pasokan bagi negara-negara Eropa dimana saat ini mereka akan kembali menggunakan batu bara di tengah krisis yang terjadi saat ini karena harga gas dan minyak mengalami kenaikan yang cukup tinggi," tutur Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan kepada CNBC Indonesia. Minggu (10/3).

Mamit menjelaskan batu bara menjadi solusi yang lebih murah bagi negara Barat dibandingkan sumber energi lain seperti gas. Dicoretnya Rusia dari penyuplai batu bara Uni Eropa dan Jepang memberi celah bagi produsen Tanah Air untuk mengambil posisi Rusia.
"Ini menjadi peluang bagi Indonesia dan Australia untuk mengambil pasar Uni Eropa," imbuhnya.

Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memperkirakan harga batu bara kembali akan menembus batas US$ 300 per ton. Selain larangan impor dari negara Uni Eropa, permintaan terhadap emas hitam juga masih tingi dari China dan India.

"Untuk minggu depan kami melihat batubara akan tembus ke atas USD300/ton lagi. Sentimen bullish utamanya adalah Uni Eropa yang melakukan pelarangan impor batubara dari Rusia," tutur Zuhdi kepada CNBC Indonesia, Minggu (10/4).

Dia menambahkan beberapa negara Uni Eropa mengandalkan impor batu bara dari Rusia untuk kebutuhan mereka.
"Dengan diberlakukan larangan ini, mereka harus mencari sumber lain yang mungkin tidak bisa di cover oleh negara penghasil batubara lainnya," ujarnya.

Harga batu bara melonjak tajam sejak akhir Februari lalu setelah Rusia menginvasi Ukraina. Pada awal Februari, harga batu bara masih di bawah US$ 200 per ton tetapi kemudian melonjak ke level US$ 300 dan bahkan mencetak rekor pada 2 Maret 2022 di level US$ 446, 00 per ton.

Harga batu bara saat ini seperti bumi dan langit jika dibandingkan pada periode 8 April 2021 di mana harganya di level US$ 84,45 per ton.

Kepala Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan serangkaian larangan impor batubara Rusia akan bermanfaat bagi industri
batubara Indonesia karena berkurangnya pasokan untuk batubara seaborne membuat harga batubara global tetap berada pada harga yang menguntungkan.
Dalam catatan Mirae, Indo Tambangraya Megah (ITMG) memiliki porsi ekspor terbesar yaitu 76% dibandingkan Adaro Energy Indonesia (ADRO) (72%) dan Bukit Asam (PTBA) (43%).

Kenaikan harga batu bara juga dipicu masih belum meredanya konflik Rusia-Ukraina. Terbaru, penasihat presiden Mykhaylo Podolyak mengatakan Ukraina siap untuk melakukan pertempuran sengit dan lebih besar dengan pasukan Rusia yang berkumpul di timur Donbas. 
Pada Minggu (10/4), Kementerian Pertahanan Rusia juga mengklaim telah meluncurkan serangan rudal pada malam Sabtu di beberapa wilayah Ukraina.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular