
Mobil Bekas Bikin Kinerja Bisnis CIMB Niaga Finance Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) mencatatkan kinerja pembiayaan positif sepanjang 2021. Perseroan membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 5,67 triliun pada 2021, tumbuh 51,28% dibanding periode tahun pertama Covid-19 sebesar Rp 3,75 triliun.
Sementara total pembiayaan tercatat sebesar Rp 7,05 triliun pada 2021, meningkat 27,73% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,52 triliun.
"Pembiayaan meningkat ditopang oleh used car. Kedua ditopang oleh refinancing yang pertumbuhannya hingga 2,8 kali dibanding periode yang sama (2020)," tukas Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Perseroan mencatat pembiayaan baru mobil bekas meningkat dari Rp 1,63 triliun pada 2020, menjadi Rp 2,42 triliun pada 2021. Pembiayaan refinancing tumbuh dari Rp 423 miliar menjadi Rp 1,61 triliun. Sedangkan booking pembiayaan mobil baru naik dari Rp 1,53 triliun menjadi Rp 1,59 triliun.
Secara total, aset pembiayaan mobil bekas naik dari Rp 2,13 triliun menjadi Rp 2,79 triliun. Sedangkan pembiayaan mobil baru turun dari Rp 2,87 triliun menkadi Rp 2,74 triliun.
Pendapatan bunga CIMB Niaga Finance tumbuh 5,96% dari Rp 611 miliar menjadi Rp 647 miliar. Sementara pendapatan nonbunga atau fee based income naik 32,82% dari Rp 58 miliar menjadi Rp 78 miliar. Sedangkan biaya yang dikeluarkan perseroan nail 2,57% dari Rp 580 miliar menjadi Rp 595 miliar.
"Top line pendapatan meningkat, tapi biayanya meningkat tidak sebesar pendapatan," ujar Ristiawan.
Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, CIMB Niaga Finance berhasil membukukan laba bersih (audited) Rp 243,92 miliar per 31 Desember 2021, naik sebesar 8,5% dibandingkan posisi tahun 2020 sebesar Rp 224,81 miliar. Sementara itu, Laba sebelum Pajak atau profit before tax (PBT) tercatat Rp309,68 miliar naik 12,82%. Total Aset Perseroan tercatat tumbuh menjadi Rp 4,87 triliun naik 37,45%.
Rasio keuangan tercatat return on asset (ROA) naik dari 6,98% menjadi 7,46%, return on equity (ROE) 12,73% menjadi 13,39%. Adapun rasio pembiayaan bermasalah (NPF) ada di posisi 0,99% per akhir 2021.
"Pertumbuhan bisnis CIMB Niaga Finance 2020 ke 2021 signifikan dan berlangsung terus ke 2022. Kita optimistis penanganan covid di Indonesia semakin baik," sambung Ristiawan.
Kinerja tiga bulan tahun ini, perseroan tercatat berhasil membukukan pembiayaan baru sebesar Rp2,35 triliun, tumbuh signifikan 135,61% dibandingkan periode 31 Maret 2021 sebesar Rp1,00 triliun. Total Aset sebesar Rp5,33 triliun pada 31 Maret 2022, naik 64,22% dibandingkan posisi yang sama tahun 2021 sebesar Rp3,24 triliun.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Strategi Transformasi Pembiayaan Kredit CIMB Niaga Finance
