
Jelang Pertemuan ECB, Bursa Eropa Kompak Dibuka di Zona Merah

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan kompak berada di zona negatif pada hari ini, Senin (11/4/2022), di mana investor masih menunggu pertemuan bank sentral Eropa (ECB) dan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun tipis 0,3% ke level 458.67, di mana saham utilitas dan teknologi merosot 1,1%. Sementara itu, saham perbankan naik 0,5%.
Indeks DAX Jerman melemah 100,78 poin atau turun 0,71% ke 14.182,89 dan indeks CAC Prancis terkoreksi 1,36% ke level 6.509,96.
Hal serupa terjadi pada indeks FTSE Inggris melemah 0,21% ke level 7.653,1.
Investor global masih mengamati rilis indeks harga konsumen AS untuk bulan Maret pada Selasa (12/4) dan indeks harga produsen pada hari Rabu (13/4) waktu setempat untuk indikasi seberapa drastis bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) harus bertindak untuk mengendalikan inflasi.
Beberapa pejabat The Fed akan memberikan pernyataan hari ini dan diprediksi akan mempengaruhi pergerakan pasar di kemudian hari.
Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS melemah di pra-pembukaan perdagangan hari ini, di mana bursa saham AS juga mengalami penurunan di pekan lalu.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terus naik setelah sempat melonjak pada Jumat (8/4) pekan lalu, di mana yield obligasi tenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak 3 tahun.
Musim rilis kinerja keuangan pada pekan ini di AS akan dihiasi oleh perusahaan perbankan besar seperti JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, Citi dan Morgan Stanley.
Sementara itu, pasar saham di China melemah dan menjadi pemimpin penurunan di Asia Pasifik. Investor nampak bereaksi terhadap rilis inflasi konsumen dan produsen China yang lebih tinggi dari perkiraan yang melonjak 8,3% secara tahunan karena China sedang berjuang menahan gelombang Covid-19.
Investor juga masih mengawasi perkembangan di Ukraina. Perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan volatilitas di pasar minyak dan komoditas lainnya, yang pada gilirannya mengganggu pasokan.
Pada Kamis (14/4), ECB dijadwalkan akan menggelar pertemuan di Frankfurt untuk mendiskusikan kebijakan moneter selanjutnya. Para pembuat kebijakan di Eropa dihadapkan dengan tugas berat untuk menimbang lonjakan harga konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi dampak dari perang di Ukraina.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah