
Uang "Paman Sam" Kalahkan "Negeri Samurai", Harga Karet Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia menguat pada perdagangan siang hari ini didukung oleh pelemahan mata uang yen Jepang dan harga bahan baku yang tinggi.
Pada Senin (11/4/2022) pukul 11.44 WIB harga karet dunia tercatat JPY 264,2/kg, naik 0,46% dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu.
Mata uang yen takluk oleh dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang bulan ini mata uang Samurai tersebut telah melemah 2,63% terhadap dolar menjadi JPY 124,86/US$.
Hal ini menjadi sentimen positif bagi harga karet alam sebab karet yang dijual dengan yen menjadi lebih murah ketimbang mata uang lainnya sehingga meningkatkan permintaan karet.
Di sisi lain, harga lateks Thailand mencapai level tertinggi sejak 7 Maret di Baht 53,85/kg atau US$ 1,61/kg per kg pada akhir pekan lalu.
"Harga bahan baku di Thailand semakin tinggi dan tinggi...output bahan baku tidak terlalu sehat saat ini," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
"Banjir di beberapa provinsi selatan di Thailand akan berdampak pada produksi," tambahnya.
Hujan deras di Thailand yang mengguyur sepanjang bulan Maret hingga saat ini telah mempengaruhi penyadapan karet. Pengetatan pasokan mendorong harga bahan baku. Harga lateks Thailand mencapai level tertinggi sejak 7 Maret menjadi di Baht 53,60/kg pada hari ini.
Kondisi di Thailand membuat pasokan karet dunia terancam turun. Sebab Thailand adalah produsen terbesar di dunia dengan produksi 4,37 juta ton karet alam pada tahun 2020, berdasarkan data Statista.
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Bangkit dari Kubur, Harga Karet Meluncur!