Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu, publik dikejutkan dengan beredarnya video Ustaz Yusuf Mansur yang terlihat marah-marah karena masalah di perusahaan, miliknya PT Paytren. Dalam video tersebut, Yusuf Mansut tampak menggebrak meja saking marahnya.
Jam'an Nurchotib Mansur, nama asli Yusuf Mansur (UYM) menunjukkan raut muka marah dengan intonasi yang tinggi, bahkan aksi gebrak meja pun tak luput dilakukan.
Namun kabarnya video yang viral tersebut merupakan video lama. Video tersebut juga kabarnya sempat diunggah dalam Channel Youtube PayTren Offical.
Seperti diketahui, viral cuplikan video UYM meluapkan emosinya sembari membahas soal PayTren yang menurutnya membutuhkan dana sampai Rp 1 triliun untuk aplikasi ini dan bahkan baru-baru ini angka ini direvisi menjadi Rp 200 triliun.
Video ini viral menyusul video viral sebelumnya mengenai PayTren dimana berberapa orang yang mengaku sebagai para korban PayTren yang berasal dari kalangan 'orang susah', menangis dan memohon agar uangnya dikembalikan.
Namun sebenarnya apa itu PayTren? Mengapa sangat viral belakangan ini?
Untuk diketahui, PayTren merupakan perusahaan fintech yang didirikan oleh UYM untuk kebutuhan transaksional yang disebut-sebut beroperasi secara multi-level-marketing (MLM).
Lewat apps dan platform PayTren, masyarakat dapat melakukan berbagai macam pembayaran seperti tagihan listrik, PDAM, BPJS Kesehatan, Indihome hingga berbagai macam tiket perjalanan.
Selain sebagai fintech yang sifatnya membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan transaksional, UYM juga mendirikan sebuah perusahaan pengelola dana dengan nama PT PayTren Aset Manajemen (PAM).
Sebagai informasi, PAM hadir dengan prinsip investasi syariah pada 24 Oktober 2017. UYM bertindak sebagai komisaris utama.
Sejak berdiri PAM aktif menghimpun dana masyarakat dan aktif memutarkannya di berbagai instrumen keuangan syariah.
Aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) PAM tumbuh pesat dari awalnya Rp 1,95 miliar pada Februari 2018 menjadi hampir Rp 34 miliar pada Oktober 2019.
Namun setelah itu AUM reksadana PAM merosot tajam terutama untuk produk Reksadana Syariah Saham Dana Falah (RDS FALAH) dan Reksadana Syariah Campuran Dana Daqu (RDS DAQU).
Keduanya bahkan tidak memenuhi batas minimal ketentuan OJK untuk kelolaan minimal Rp 10 miliar. Akhirnya, pihak manajemen pun memutuskan untuk melikuidasi dua produk reksadana ini dan mengembalikan uangnya kepada investor.
Kinerja kedua produk reksadana yang dilikuidiasi tersebut bahkan cenderung memprihatinkan. Untuk RDS FALAH, return yang diberikan sejak diluncurkan pada 2 Februari 2018 adalah merugi hampir 24%.
Sedangkan untuk jenis reksadana campurannya yaitu RDS DAQU, imbal hasil yang diberikan juga minus 8,3% sejak diluncurkan.
Kini satu-satunya reksadana PAM yang tersisa adalah produk reksadana pasar uangnya yaitu PAM Syariah Likuid Dana Safa. Namun AUM produk ini yang sempat mencapai Rp 17,5 miliar pada Juli 2019 kini sisa Rp 1,5 miliar.
PAM Syariah Likuid Dana Safa merupakan produk reksadana dengan risiko rendah yang ditempatkan pada instrument pasar uang syariah domestic seperti SUKUK yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Produk reksadana yang satu sudah mencetak return 1,5% dalam setahun terakhir, jauh lebih rendah dibandingkan dengan investasi di aset rendah resiko lain yang mampu memberikan imbal hasil di atas 3%.
Selain kinerja dana aset kelolaan PAM yang buruk, UYM juga dilaporkan atas dugaan berbagai jenis penipuan dan wanprestasi baik secara pidana dan perdata. Sang Ustadz yang gemar berdakwah soal sedekah itu bahkan sampai mendapat gugatan senilai Rp 98,7 triliun.
Saat ini, Ustadz Yusuf Mansur mengumumkan akan menjual kepemilikan saham di PAM kepada pihak lain dan kembali menuai kehebohan. Perusahaan telah mengumumkan di media massa terkait rencana penjualan tersebut.
Direktur Utama Paytren Aset Manajemen Ayu Widuri mengungkapkan rencana penjualan saham itu memang dilakukan untuk mencapai tujuan atau visi-misi perusahaan.
BERSAMBUNG KE HALAMAN BERIKUTNYA >>>
Dalam video tersebut, sambil marah-marah Yusuf Mansur menceritakan upayanya menghidupkan Paytren. Ia sempat berteriak mengatakan membutuhkan uang Rp 1 triliun. Bahkan saking emosinya, Ustaz Yusuf Mansur sampai gebrak meja yang ada di depannya.
"Bisa saya ajak ngomong Anda semua, saya butuh duit satu triliun buat ngejagain Paytern, bisa? Mau Anda patungan? Mau?" ucapnya dengan nada tinggi sambil menggebrak meja.
"Kalau pun mau dan saya terima duit Anda maka saya akan bermasalah hari ini. Maka itulah saya ngamen, saya ngasong, demi siapa? Demi Anda semua!" tegasnya.
"Bukankah kita butuh dana? Anda tahu untuk menghidupkan satu kota. Silakan tanya teman-teman direksi, untuk menghidupkan satu kota pun Paytren menguasai satu kota, sebutlah kota di mana istri saya lahir, kota Tangerang, kita butuh dana Rp 20 miliar, saudara-saudara," kata Yusuf Mansur sambil memukul meja di depanya.
Dengan masih bernada emosi, UYM juga menyinggung soal perjuangannya menjaga Paytren.
"Mansur Ngomong saham, saham, saham... Jangan saham aja, Paytren itu lu urusin. Emang kita lagi ngurusin apa? masuk perusahaan sana, perusahaan sini, sebut perusahaan sana, sebut perusahaan sini, emang buat siapa? yang saya lakukan sekarang buat Paytren!" seru UYM dengan penuh emosi.
Tidak sampai di situ, Ustaz Yusuf Mansur dalam video tersebut mengungkit ketika dirinya bermasalah dengan hukum dan berusaha menyelesaikannya. Terlebih begitu banyak orang yang menjelekkannya.
"Hari ini saya berhadapan dengan hukum ini, hukum itu, apakah saya ngadu kepada Anda semua? Dan apa membela saya Anda semua? Anda bersuara ke mana-mana, nggak saya dengar juga tuh," ucapnya.
"Ketika banyak orang menjelekkan saya, apakah saya peduli dengan mereka? Tidak! Yang saya pedulikan adalah seperti Musa AS melihat masa depan. I will bring you tomorrow. Dan saya tidak pernah tidak konsisten," tukas Ustaz Yusuf Mansur.
"Paytren bukan sebuah nama biasa, ia alat perjuangan bos. Bagaimana kita berdiri di Tanah Air kita sendiri. Bagaimana kita menjadi pemilik Tanah Air kita sendiri. Apalagi sekarang ada Treninet," ungkapnya.
BERSAMBUNG KE HALAMAN BERIKUTNYA >>>
Yusuf Mansur akhirnya mengklarifikasi soal video tersebut melalui postingan terbaru di akun instagram miliknya pada Minggu (10/4/2022). Dalam postingan, yang berbentuk screenshot percakapan dengan seseorang di Whatsapp, terungkap bahwa angka Rp 1 triliun hanya dia gunakan sebagai contoh.
Yang mengejutkan, angka yang dibutuhkan Yusuf Mansur ternyata jauh lebih besar dari dugaan. Faktanya, dia membutuhkan hingga Rp 200 triliun dalam sebulan untuk kebutuhan Paytren.
"Salah itu, 200 T. Itu 1 T mah contoh doang. Jangan sampe salah jalan. Butuh ya butuh. Tapi kalo salah jalan, tar malah ribet. Sip dah. Jadi bukan 1 T. 200 T per Bulan," ujarnya dalam screenshot percakapan yang diunggah di Instagram.
Ustadz yang kerap dipanggil UYM itu menambahkan, dana tersebut juga akan digunakan untuk rumah-rumah tahfizh, pesantren baru, mempekerjakan 300-500 orang, hingga modal menuju IPO.
Meski demikian, Yusuf Mansur juga tidak menampik bahwa apa yang dia lakukan di video bukanlah hal yang dapat dibenarkan.
"Perihal marah, tetep salah. Bab ini, tetep terima salah. Itu ceramah 1 jam juga. Dipotong sama siapa ga paham, sekian detik," jelasnya.
Diketahui, video emosi Yusuf Mansur adalah video pada 2021 lalu. Paytren Official sempat mengunggah video tersebut pada 26 Agustus 2021.
Sebelum video marah-marah, UYM juga sempat mendapatkan gugatan hukum denga beragam angka gugatan hingga yang terbesar Rp 98 triliun.
Perihal gugatan-gugatan itu, Ustaz Yusuf Mansur pernah angkat bicara. Dia mengaku akan menghadapi proses persidangan.
"Kami hadapi saja dengan sebaik-baiknya, mangga. Doain saya bisa terus memperbaiki apa yang masih menjadi kekurangan dan kesalahan. Insyaallah tidak mengurangi niat dan langkah saya majuin ekonomi masyarakat dan umat," kata Ustaz Yusuf Mansur kepada detikcom melalui pesan singkat, Minggu (19/12/2021).
Dia memastikan patungan usaha dan nabung tanah itu adalah gerakan yang membuahkan hasil. Dia menyerahkan urusan ini pada proses hukum yang berlaku
"Sejarah patungan usaha dan nabung tanah adalah sebuah gerakan riil, yang membuahkan hasil. Umat jadi punya aset manajemen syariah pertama di 2018. Siap untuk terbang habis pandemi ini," katanya.
"Nanti soal itu, gimana putusan pengadilan. Tahun lalu juga digugat juga dengan narasi yang kurang lebih sama. Dan, ditolak majelis hakim yang mulia tanpa intervensi apa-apa dari saya, apalagi dari penguasa," imbuh Ustaz Yusuf Mansur.