
Mahendra Ketua OJK Hingga Duo Hartono Masih Orang Terkaya RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,33% di level 7.127,37 pada perdagangan Kamis (7/4/2022).
IHSG sukses menguat ketika mayoritas bursa saham Asia berakhir di zona merah. Indeks Nikkei, Hang Seng dan Shang Hai bahkan ambles lebih dari 1%.
Penguatan IHSG kemarin juga ditopang oleh aksi beli saham investor asing. Data perdagangan mencatat asing net buy Rp 414 miliar di pasar reguler.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 135,3 miliar dan Rp 107,9 miliar.
Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 59,7 miliar dan Rp 41,7 miliar.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat (8/4/2022):
1. WMPP Raih Pendanaan Ekuitas Rp 600 M dari LDA Capital
PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) menandatangani Put Option Agreement (POA) senilai Rp 600 miliar dengan grup investasi alternatif global, LDA Capital (LDA).
Dengan komitmen permodalan LDA, WMPP telah memperkuat neraca dan akan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan modal kerja dan belanja modal.
CEO WMPP Tumiyana, menyambut baik dukungan LDA Capital sebagai mitra investasi internasional, yang memberikan WMPP sumber pendanaan ekuitas yang fleksibel. Menurutnya industri makanan Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan besarnya jumlah penduduk.
"Pendanaan dari LDA ini akan membantu memperkuat neraca kami selain dari aliran pendapatan kuat yang dicapai WMPP secara YoY," ujar Tumiyana dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).
Dia menambahkan investasi LDA Capital juga menjadi pengakuan atas rekam jejak dan pencapaian yang terus kami capai di sektor consumer goods dan komoditas agrikultur.
Pendanaan dari LDA juga akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan standar pangan bagi konsumen yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, serta terus mengembangkan bisnis ke area yang lebih luas dan dalam bidang energi terbarukan.
2. Tak Mau Izin Lahan Dicabut, Astra Agro Ambil Sikap Ini
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terancam kehilangan hak konsesi atas lahan seluas 37.726 hektar (ha). Tak mau aset bisnisnya hilang, entitas Grup Astra ini mengambil sikap.
Ancaman hilangnya hak konsesi AALI terungkap dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam laporan itu disebutkan, beberapa entitas anak perusahaan, yakni PT Letawa, PT Suryaindah Nusantarapagi, PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur, PT Persadabina Nusantaraabadi, dan PT Bhadra Cemerlang termasuk dalam daftar pencabutan izin konsesi kawasan hutan oleh KLHK.
"Sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.SK.01/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/1/2022 tanggal 5 Januari 2022. Jumlah luas area pelepasan kawasan hutan yang terdampak adalah 37.726 hektar," seperti dikutip dari catatan laporan keuangan AALI.
Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa menjelaskan, perusahaan sudah menanggapi keputusan Menteri LHK tersebut. Keberatan juga sudah disampaikan AALI.
Pasalnya, Menurut Santosa, seluruh lahan yang rencananya bakal dicabut izin konsesinya itu sudah mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) dari Badan Pertanahan Nasional. Dia menyebut saat ini tim KLHK sedang memverifikasi data di lapangan.
"Saat ini tim KLHK sedang melakukan verifikasi, tidak hanya AALI group, tapi semua perusahaan yang melakukan klarifikasi dan setelah verifikasi selesai maka akan ada SK untuk merevisi SK sebelumnya. Jadi untuk AALI group hal ini sudah kami anggap selesai," kata Santosa kepada CNBC Indonesia.
AALI menjamin operasional perusahaan masih berjalan normal dan tidak terganggu masalah izin konsesi.
Santosa juga menjamin produksi perkebunan AALI tidak terganggu dengan masalah ini. Akan tetapi, Santosa enggan menyebut berapa jumlah produksi CPO atau hasil perkebunan yang bisa terdampak dari pencabutan izin konsesi lahan seluas 37 ribu hektar itu.
"Secara operasional saja sempat sibuk persuasif terhadap masyarakat yang merasa lahan tersebut bisa diokupasi. Saat ini sudah terkendali," katanya.
3. Prodia Bagi Dividen Rp 372,6 M atau 60% dari Laba 2021
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) memutuskan akan membagi 60% laba bersih perusahaan sepanjang 2021 sebagai dividen ke para pemegang saham. Keputusan ini diambil dalam RUPS Tahunan Prodia.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berkata, sepanjang 2021 perusahaan berhasil meraih pendapatan Rp 2,65 triliun atau tumbuh 41,58% secara tahunan. Kemudian, laba bersih perseroan tumbuh 131% secara tahunan menjadi Rp 621 miliar.
Dengan demikian, jumlah dividen setara dengan sekitar Rp 372,6 miliar.
Pada saat yang sama, EBITDA Prodia mencapai Rp 918 miliar dan nilai aset perusahaan naik 21,8% menjadi Rp 2,7 triliun. Kas dan setara kas akhir tahun yang dimiliki PRDA mencapai Rp 607 miliar.
"(Untuk dividen) 60% akan diberikan dari laba bersih, kemudian capex (belanja modal) kami alokasikan sekitar Rp 200 miliar - Rp 250 miliar. Tahun lalu adalah pencapaian tertinggi selama Prodia menjalani usaha selama 48 tahun. Ini jadi tantangan tersendiri. Kami sudah punya based yang sangat tinggi untuk tumbuh, sehingga tahun ini tidak bisa duplikasi dari tahun lalu karena itu terlalu tinggi," kata Dewi dalam konferensi pers, Kamis (7/4/2022).
4. Freeport Terbitkan Global Bond untuk Bangun Smelter
PT Freeport Indonesia bakal menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) untuk membiayai pembangunan smelter.
Hal tersebut dibenarkan Direktur Keuangan MIND ID Devi Pradnya Paramita. Sayangnya, ia tidak merinci lebih jauh terkait nominal global bond yang akan diterbitkan Freeport.
"Size tergantung kondisi market, tenor yang mungkin di consider 5, 10, 30 tahun (juga tergantung pasar). Penggunaan dana untuk pembiayaan development capex khususnya pembangunan smelter," ujar Devi kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/4/2022).
Seperti diketahui, Mining Industry Indonesia (MIND ID) adalah BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang di mana Freeport Indonesia menjadi salah satu anggotanya. Selain Freeport, ada juga PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia, Riza Pratama menolak memberikan informasi lebih jauh.
"Saya belum bisa kasih info tersebut," ujarnya kepada CNBC Indonesia.