
Shanghai Digembok, Harga Karet Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia jatuh pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran para pelaku pasar terhadap kemerosotan permintaan dari China, konsumen utama dunia.
Pada perdagangan Kamis (4/7/2022) harga karet di bursa berjangka Jepang ditutup di JPY 260,6/kg, anjlok 2,63% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan pada Rabu (6/4/2022) ada tambahan 20.472 kasus positif. Namun, sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala. Pihak berwenang juga melaporkan tidak ada kematian baru.
Sementara itu, Kota Shanghai terpaksa memperpanjang masa karantina wilayah (lockdown) karena tingginya kasus positif belum dapat ditekan. Adapun, Shanghai telah menerapkan lockdown sejak sepekan lalu.
Pejabat kesehatan senior Shanghai Wu Qianyu mengatakan lockdown kemungkinan akan terus diterapkan dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu dilakukan sembari pengujian massal terus digenjot.
"Shanghai sedang menguji kekuatannya melawan virus," tuturnya, dikutip Channel News Asia, Rabu (6/4/2022).
Kota itu juga telah mengubah pusat pameran dan konvensi nasionalnya menjadi rumah sakit darurat Covid-19 untuk 40.000 orang.
Kondisi ini membuat para pelaku pasar khawatir serapan karet dari China tidak akan maksimal karena karantina wilayah mengurangi kapasitas produksi industri. Apalagi China merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan konsumsi 4,7 juta ton pada 2020, mengacu Statista. Sehingga permintaan China yang lesu dapat menekan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Bangkit dari Kubur, Harga Karet Meluncur!