
Mau Mudik Lebaran, Jasa Marga Bakal Panen Trafik Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 sejak 2020 ikut menekan pendapatan tol emiten BUMN pengelola jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Setelah tertekan selama 2020, pendapatan tol Jasa Marga kembali ke level pra-pandemi pada tahun lalu.
Menurut laporan keuangan perusahaan, pendapatan tol Jasa Marga mencapai Rp 10,78 triliun pada 2021, naik 23,09% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang 'hanya' Rp 8,76 triliun.
Tidak hanya itu, pendapatan tol JSMR juga telah kembali, atau bahkan sedikit melampaui level pra-pandemi. Sebelumnya, pada 2019, pendapatan tol Jasa Marga tercatat mencapai Rp 10,13 triliun. (Lihat Grafik di bawah ini).
Peningkatan pendapatan tol tersebut terjadi seiring meningkatnya pendapatan total Jasa Marga secara tahunan (year on year/yoy) dan juga tumbuhnya laba bersih yang signifikan.
Sepanjang tahun 2021, perseroan memperoleh total pendapatan sebesar Rp 15,17 triliun, naik 10,7% dari Rp 13,70 triliun pada 2020.
Seiring dengan itu, Jasa Marga membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,61 triliun pada 2021. Angka ini meningkat 222,4% dibandingkan dengan Rp 501,05 miliar pada 2020.
Alhasil, laba per saham meningkat menjadi Rp 222,56 pada 2021 dibandingkan dengan Rp 69,04 pada 2020.
Memang, catatan saja, raihan laba bersih JSMR yang meningkat dua kali lipat sepanjang 2021 tersebut turut ditopang oleh pelepasan investasi, berupa penjualan jalan tol, sebesar Rp 1,58 triliun pada 2021.
JSMR melakukan divestasi kepemilikan saham pada PT Marga Lingkar Jakarta dan Jasamarga Pandaan Malang. Divestasi ini menyebabkan JSMR kehilangan pengendalian.
Porsi Pendapatan Konstruksi Menyusut
Namun, apabila melihat dari grafik di atas, pendapatan bersih dan laba bersih Jasa Marga masih belum kembali ke level pandemi.
Untuk pendapatan total, misalnya, setelah sempat mencapai Rp 36,97 triliun pada 2019, pendapatan total Jasa Marga terus cenderung turun.
Hal ini terjadi seiring semakin berkurangnya porsi dari pos pendapatan konstruksi yang dahulu menjadi pos andalan Jasa Marga.
Pada 2017, porsi pendapatan konstruksi mencapai 74,58% dari total pendapatan perusahaan. Kemudian berangsur menyusut, pada 2018 porsi pendapatan konstruksi sebesar 73,54%, pada 2019 menjadi 58,31%, pada 2020 sebesar 30,04%, dan terakhir pada 2021 menjadi 'hanya' 22,37%.
Ditambah lagi, kekurangan yang ditinggalkan pos pendapatan konstruksi tersebut tidak mampu ditambal oleh pos pendapatan tol. Padahal, porsi pendapatan tol menjadi yang terbesar saat ini, yakni mencapai 71,11%.
Dari pasar modal, saham JSMR juga masih tertekan. Menurut data bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/4/2022) pukul 13.47 WIB, harga saham JSMR turun 2,34%. Sejak awal tahun (ytd), saham ini masih minus 3,34%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jasa Marga Komit Wujudkan Jalan Tol Berkelanjutan