Market Cap TPIA Melesat, Tapi Bank Jago Masih Turun

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 April 2022 12:30
Chandra Asri
Foto: Houtmand (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali membukukan kinerja positifnya pada pekan lalu, karena sentimen pasar di global cenderung membaik.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan lalu, IHSG melesat 1,09% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (1/4/2022) akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat cenderung tipis 0,1% menjadi 7.078,76.

Level pada perdagangan akhir pekan lalu merupakan level tertinggi barunya (all time high), setelah mencetak rekor penutupan tertinggi berberapa kali sekaligus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pekan ini di angka 7.099.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai perdagangan pekan lalu mencapai Rp 69,19 triliun, yang berasal dari transaksi 112,68 miliar saham sebanyak 6,2 jutaan kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 4,6 triliun di seluruh pasar.

Seiring kembali cerahnya IHSG, BEI mencatat total 10 besar kapitalisasi pasar terbesar (big cap) per Jumat akhir pekan lalu kembali meningkat menjadi Rp 3.625 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.580 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten1 Apr 2022No.Emiten25 Mar 2022No.Emiten18 Mar 2022
1.BCA/BBCA9671.BCA/BBCA9701.BCA/BBCA964
2.Bank BRI/BBRI7102.Bank BRI/BBRI7072.Bank BRI/BBRI687
3.Telkom/TLKM4543.Telkom/TLKM4483.Telkom/TLKM450
4.Bank Mandiri/BMRI3644.Bank Mandiri/BMRI3634.Bank Mandiri/BMRI366
5.Astra/ASII2715.Astra/ASII2595.Astra/ASII259
6.Chandra Asri/TPIA2206.Chandra Asri/TPIA2056.Bank Jago/ARTO213
7.Bank Jago/ARTO1927.Bank Jago/ARTO1977.Chandra Asri/TPIA205
8.Bank BNI/BBNI1518.Bank BNI/BBNI1528.Bank BNI/BBNI153
9.Emtek/EMTK1519.Bayan/BYAN1409.Bayan/BYAN140
10.Bayan/BYAN14510.Emtek/EMTK13910.Emtek/EMTK135

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (1/4/2022)

Berdasarkan data di atas, saham big cap secara mayoritas mengalami penguatan market cap pada pekan lalu. Hanya tiga saham yang mengalami penurunan market cap.

Dari saham yang mengalami penurunan market cap, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) kembali menjadi yang paling besar penurunannya pada akhir pekan lalu, meski penurunannya hanya sebesar Rp 5 triliun.

Sedangkan dari saham yang mengalami peningkatan market cap, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi saham yang paling besar kenaikan market cap-nya, yakni naik sebesar Rp 15 triliun menjadi Rp 220 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Penguatan IHSG pada pekan lalu ditopang oleh saham-saham teknologi dan energi dengan indeks sektoralnya yang menguat masing-masing 4,29% dan 2,75%.

Sedangkan indeks sektoral lain yang mencatatkan penguatan adalah indeks konsumen non-siklikal yang terpantau naik 2,68%.

Di sisi lain, rilis data ekonomi yang solid juga menjadi katalis positif bagi bursa saham domestik. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur RI kembali menunjukkan adanya aktivitas ekspansi.

PMI manufaktur Indonesia di bulan Maret 2022 berada di 51,3 atau 0,1 poin lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Kondisi ini terjadi seiring dengan tren penurunan kasus virus corona (Covid-19) yang terus berlanjut. Pemerintah juga mulai melonggarkan pembatasan.

Jelang puasa Ramadhan tahun ini, pemerintah memutuskan untuk memperbolehkan aktivitas pulang kampung alias mudik dengan syarat masyarakat harus sudah divaksin booster.

Namun di sisi lain, perbaikan ekonomi yang juga dibarengi dengan kenaikan harga komoditas membuat inflasi terpantau melonjak.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai acuan inflasi meningkat 0,66% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,64% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Inflasi bulan lalu terpantau menjadi yang paling tinggi sejak bulan Mei 2020. Namun masih lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang memproyeksikan inflasi bisa mencapai 2,68% yoy pada Maret 2022.

Meskipun sempat terjadi fenomena inverted yield obligasi pemerintah AS 5 tahun dan 30 tahun serta inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang tembus 6,4%, sentimen positif datang dari perkembangan Rusia dengan Ukraina.

Beredar kabar bahwa Rusia akan segera mengurangi aktivitas militer secara signifikan di Ibu Kota Ukraina yaitu Kyiv.

Kabar tersebut cukup menjadi angin segar bagi aset-aset berisiko seperti saham terutama di pasar negara berkembang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular