Review

Selain INDY, Ini 4 Emiten yang Masuk Bisnis Kendaraan Listrik

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
01 April 2022 12:40
PLN Pakai 264 Motor Listrik Gesits untuk Kendaraan Operasional
Foto: Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 yang di pamerkan dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 di JIExpo-Kemayoran, Kamis (31/3/2022). IONIQ 5 merupakan mobil listrik yang diproduksi di pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo).

3. NFC Indonesia (NFCX) dan M Cash Integrasi (MCAS)

PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), melalui anak usahanya PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), dari Grup Kresna, menggandeng perusahaan layanan kurir PT SiCepat Ekspres Indonesia (SiCepat) memasuki bisnis kendaraan listrik (EV) dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Energi Selalu Baru (ESB).

Menurut keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/6/2021), nantinya, ESB akan berfokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.

Anak usaha NFCX, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), dan emiten penyedia solusi sumber daya manusia (SDM) dan logistik PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan memiliki saham minoritas di ESB.

DMMX dan TFAS akan berfokus menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem untuk ESB.

4. Gaya Abadi Sempurna (SLIS)

Apabila emiten lainnya baru berusaha masuk ke sektor EV, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memang berfokus ke perakitan kendaraan listrik, baik itu sepeda listrik maupun motor listrik. Selain itu, SLIS juga memiliki lini usaha perdagangan komponen elektronik, seperti lampu dan kipas angin.

Untuk sepeda listrik, SLIS memiliki sejumlah produk, seperti E-moped yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari mulai dari membeli barang kebutuhan pokok di pasar.

Selain E-moped, SLIS juga mengeluarkan produk e-bike, yang ditujukan untuk para penggemar sepeda gunung.

Di samping sepeda listrik, SLIS juga punya 'jagoan' sepeda motor setrum, E-Motor yang memiliki tampilan seperti motor matic.

SLIS juga punya jenis kendaraan listrik lain dengan nama SPV sampai scooter.

5. Wijaya Karya (WIKA)

Tidak hanya emiten swasta, emiten pelat merah alias BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), melalui anak usahanya, juga masuk ke bisnis EV dengan menguasai mayoritas kepemilikan produsen sepeda motor listrik buatan lokal, Gesits.

Anak usaha Wika, PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON), mengambil alih sebanyak 10,66% saham produsen motor listrik Gesits, PT Gesits Technologies Indo (GTI) dari PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA).

Nilai yang diambil alih tersebut setara 6.800 saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 36,50 miliar.

"Melalui transaksi tersebut, kini WIKON menjadi pemegang 100% saham pada WIMA," kara Sekretaris WIKA, Mahendra Wijaya, dalam keterangannya, Kamis (30/9/2021).

Prospek bisnis motor listrik di RI sebenarnya tergolong cerah di tengah tumbuhnya ekonomi hijau atawa green economy, kendati masih dibutuhkan sejumlah pengembangan dan pertimbangan di beberapa aspek.

Diwartakan CNBC Indonesia sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan, produksi kendaraan elektrifikasi, termasuk listrik murni dan hybrid, untuk jenis roda empat dan roda dua, bisa lebih dari 2 juta unit pada 2025. Terdiri dari 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua.

Sementara, 8 tahun ke depan, atau pada 2030, produksi ditargetkan meningkat menjadi 600 ribu roda empat dan 2,45 juta unit roda dua.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular