Lockdown-nya di China, Harga Tembaga Ikut Menderita...

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 March 2022 12:24
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan jelang siang hari ini. Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang melambung dan lockdown di China jadi pemberat.

Pada Selasa (29/3/2022) pukul 10:30 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.322,5, turun 0,18% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Indeks dolar AS menguat 0,31% kemarin menjadi 99. Dolar AS telah diuntungkan dari statusnya sebagai tempat lindung nilai aset yang aman. Hal ini jadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback karena membuatnya lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Keperkasaan dolar AS tak lepas dari ekspektasi kenaikan suku bunga AS menekan peredaran dolar di pasar sehingga harganya pun meningkat. Terlebih lagi konflik di Ukraina telah mendorong ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Kenaikan suku bunga di AS bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi dunia sehingga mengancam permintaan tembaga.

Di sisi lain, pandemi kembali mengganas di China. Dalam sepekan hingga 26 Maret 2022, rata-rata kasus positif harian Covid-19 tercatat 1.863 orang per hari. Sepekan sebelumnya bahkan mencapai 2.104,71 orang.

Pemerintah China sangat tegas soal Covid-19, tiada toleransi (zero tolerance). Begitu ada kluster penyebaran, langsung karantina wilayah atau lockdown.

Di Shanghai, pemerintah setempat memutuskan untuk melakukan lockdown secara bertahap di wilayah kota itu. Hal ini dilakukan setelah jumlah kasus Covid-19 naik cukup tinggi.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan membagi Shanghai menjadi dua menggunakan patokan Sungai Huangpu. Distrik di sebelah timur sungai, dan beberapa di baratnya, akan dikunci dan diuji antara 28 Maret dan 1 April. Area yang tersisa akan dikunci dan diuji antara 1 dan 5 April.

Dikatakan juga bahwa semua perusahaan dan pabrik akan menangguhkan produksi atau bekerja dari jarak jauh selama penguncian. Pengecualian bagi mereka yang terlibat dalam menawarkan layanan publik atau memasok makanan. Hal ini tentu akan memukul permintaan tembaga sebagai logam industri.

China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China mampu mempengaruhi laju harga tembaga dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular