
Harga Saham Terus Turun, Direktur UNVR Justru Borong Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melakukan perubahan kepemilikan saham. Berdasarkan keterbukaan informasi, Ainul Yaqin, Direktur Unilever Indonesia diketahui menambah kepemilikan saham dari 42.200 lembar menjadi 338.200 lembar.
"Ainul Yaqin membeli 296.000 lembar saham dengan harga Rp 3.380 per lembar dengan tujuan investasi dengan kepemilikan saham langsung," kata Reski Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan UNVR dalam keterbukaan informasi, Senin (28/3/2022).
Dengan demikian, nilai transaksi tersebut mencapai sekitar Rp 1 miliar. Transaksi tersebut dilakukan pada 24 Maret 2022 lalu.
Pada hari ini, saham UNVR ditutup naik 1,76% ke level Rp 3.460 per lembar saham. Namun, dalam sebulan masih minus 6,23% dan sejak awal tahun (ytd) anjlok 15,82%. Selama setahun terakhir bahkan sudah nyungsep 47,97%.
Padahal, saham UNVR pernah menyentuh level tertinggi di Rp 11.180/saham pada 29 Desember 2017.
Seperti diketahui, investor sudah sejak lama menganggap saham emiten raksasa consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebagai saham defensif. Namun, kinerja saham UNVR malah tak kunjung mengakhiri tren penurunan seiring rapor keuangan yang jeblok.
Anjloknya harga saham UNVR sejak menyentuh level tertinggi di awal-awal 2018 beriringan dengan menurunnya kinerja perusahaan sejak tahun itu. Hal tersebut tampak mengirim sinyal ke pasar bahwa investor tidak terkesan dengan kinerja keuangan UNVR pasca-2018.
Pada 2021, kinerja Unilever Indonesia tidak memuaskan. Pada 11 Februari 2022, manajemen UNVR menunjuk penyebab menurunnya penjualan bersih UNVR sepanjang tahun lalu adalah karena kebijakan pengetatan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang telah mempengaruhi daya beli konsumen terutama pada segmen pasar di mana UNVR beroperasi.
Selain itu, kata pihak UNVR, berbagai harga komoditas yang menjadi bahan baku, beberapa di antaranya crude-oil (minyak mentah), palm-oil (CPO) juga mengalami lonjakan harga yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2020.
"Lonjakan harga bahan baku, penurunan daya beli konsumen akan produk kami, dan waktu transisi untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi hanyalah sebagian dari berbagai tantangan yang muncul di tahun 2021," jelas Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti, dalam keterangan resmi.
Kendati demikian, manajemen UNVR yakin bahwa perusahaan akan kembali pulih di masa yang akan datang.
"Dua tahun melewati pandemi bagi perseroan merupakan masa reset dan menyiapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan dan kemenangan jangka panjang," kata Ira.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat IHSG Merah 3 Hari Beruntun, UNVR Malah Terbang Tinggi
