
Traveling ke Singapura Bebas Karantina, Dolarnya Terbang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura kini membuka pintu lebar bagi wisatawan manca negara untuk datang, sebab tidak perlu lagi dilakukan karantina. Hal tersebut bisa dilakukan tentunya dengan syarat wisatawan yang datang sudah divaksin lengkap.
Meski demikian, kebijakan tersebut tidak serta merta membuat mata uangnya menguat. Pada perdagangan Senin (28/3/2022) dolar Singapura justru sempat melemah 0,25% melawan rupiah ke Rp 10.530/SG$ yang merupakan level termurah dalam satu pekan terakhir.
Seperti diketahui pada pekan lalu pemerintah Singapura resmi mencabut aturan wajib karantina bagi wisatawan yang datang. Tidak hanya itu, pemerintah Singapura menghapus semua jalur Vaccinated Travel Lane (VTL). Ini artinya pelancong yang sudah menerima vaksin lengkap dapat masuk Singapura dari mana saja.
Untuk mengganti kebijakan VTL, pemerintah akan memberlakukan skema perjalanan baru yang disebut Vaccinated Travel Framework (VTF). Dengan skema ini, para pelancong tidak lagi diharuskan hanya menggunakan penerbangan yang ditentukan untuk memasuki Singapura tanpa karantina, dan tidak perlu melakukan tes cepat antigen Covid-19 dalam waktu 24 jam setelah kedatangan.
Selain itu, tidak akan ada lagi kuota jumlah kedatangan harian dan tidak ada persetujuan masuk yang diperlukan untuk semua pelancong yang divaksinasi.
Meski begitu, mengutip laporan The Straits Times, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada Kamis (24/3/2022) mengatakan tes Covid-19 tetap menjadi syarat bagi pelancong luar negeri. Tes ini wajib dilakukan dua hari sebelum keberangkatan.
"Kami akan terus memantau situasi Covid-19 di dalam dan luar negeri serta mempertimbangkan untuk menghapus persyaratan tes pra-keberangkatan dalam beberapa minggu mendatang," kata Kementerian Kesehatan.
Untuk aturan di dalam negeri, Singapura juga sudah siap berdamai dengan Covid. Kewajiban memakai masker di luar ruangan dihapus. Selain itu, warga diizinkan bergerombol dengan jumlah maksimal 10 orang, dari yang sebelumnya 5 orang.
Analis dari Barclays memprediksi dengan dicabutnya aturan ketat Covid-19, perekonomian Singapura diperkirakan akan melejit di tahun ini.
"Perkiraan kami, jika mobilitas di tempat rekresiasi dan tempat kerja meningkat 10%, maka pertumbuhan ekonomi akan mencapai 3% sampai 4%. Itu menjadi lompatan yang besar, kata Brian Tan, ekonom senior Barclays, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (25/3).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?
