IHSG Tembus 7.000, Market Cap BRI Sukses di Atas Rp 700 T

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 March 2022 12:13
Bank BRI. Dok.BRI
Foto: Bank BRI. Dok.BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu kembali mencatatkan penguatan karena ditopang oleh aksi beli asing di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan lalu, IHSG menguat 0,68% secara point-to-point. Namun pada perdagangan Jumat (25/3/2022) pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,67% menjadi 7.002,532.

Meski begitu, IHSG pada pekan lalu mampu bertahan di level psikologis 7.000. Bahkan pada pekan lalu, indeks acuan Tanah Air tersebut mampu mencetak rekor tertinggi barunya di level 7.049,69 yang dicetak pada Kamis lalu.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai perdagangan pekan lalu mencapai Rp 69,9 triliun, yang berasal dari transaksi 125,7 miliar saham sebanyak 6,4 jutaan kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 25,3 triliun di seluruh pasar.

Bahkan, kapitalisasi pasar BEI keseluruhan mencatatkan kenaikan sebesar 0,93% menjadi Rp 8.812,31 triliun dari Rp 8.731,26 triliun pada pekan sebelumnya.

Seiring naiknya kapitalisasi pasar keseluruhan, BEI mencatat total 10 besar kapitalisasi pasar terbesar (big cap) per Jumat akhir pekan lalu kembali meningkat menjadi Rp 3.580 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.572 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten25 Mar 2022No.Emiten18 Mar 2022No.Emiten11 Mar 2022
1.BCA/BBCA9701.BCA/BBCA9641.BCA/BBCA970
2.Bank BRI/BBRI7072.Bank BRI/BBRI6872.Bank BRI/BBRI660
3.Telkom/TLKM4483.Telkom/TLKM4503.Telkom/TLKM455
4.Bank Mandiri/BMRI3634.Bank Mandiri/BMRI3664.Bank Mandiri/BMRI353
5.Astra/ASII2595.Astra/ASII2595.Astra/ASII254
6.Chandra Asri/TPIA2056.Bank Jago/ARTO2136.Bank Jago/ARTO214
7.Bank Jago/ARTO1977.Chandra Asri/TPIA2057.Chandra Asri/TPIA191
8.Bank BNI/BBNI1528.Bank BNI/BBNI1538.Bank BNI/BBNI147
9.Bayan/BYAN1409.Bayan/BYAN1409.Bayan/BYAN134
10.Emtek/EMTK13910.Emtek/EMTK13510.Emtek/EMTK132

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (25/3/2022)

Berdasarkan data di atas, pergerakan kapitalisasi pasar (market cap) saham big cap cenderung beragam, di mana tiga saham mengalami peningkatan, empat saham mengalami penurunan, dan tiga saham stagnan.

Dari saham yang mengalami penurunan market cap, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi yang paling besar penurunannya pada akhir pekan lalu, yakni sebesar Rp 16 triliun menjadi Rp 197 triliun

Sedangkan dari saham yang mengalami peningkatan market cap, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali menjadi saham yang paling besar kenaikan market cap-nya, yakni naik sebesar Rp 20 triliun menjadi Rp 707 triliun.

Sementara itu, saham yang market cap-nya tidak berubah dari pekan sebelumnya yakni saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Meski masih mencatatkan kinerja positif dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya, tetapi pergerakan IHSG pada pekan lalu cenderung fluktuatif.

Mengawali pekan lalu, IHSG ditutup naik tipis 0,216 poin ( 0,00%) ke level 6.955,18 pada Senin lalu. IHSG ditutup naik tipis di tengah rencana bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 1,9% pada 2022 yang mulai dicerna oleh pasar.

Tren positif tersebut berlanjut pada Selasa lalu, hingga indeks acuan utama bursa nasional tersebut di tutup di 7.000,82. Asing terpantau net buy jumbo. Inflow asing tercatat mencapai Rp 805 miliar di pasar reguler.

Keesokan harinya, IHSG "rehat". Bursa saham nasional melemah tipis 0,07% dan turun ke level di bawah 7.000 pada hari Rabu. Tepatnya ditutup di 6.996,115. Pelemahan IHSG diiringi oleh pernyataan bos The Fed, Jerome Powell yang mengatakan inflasi di AS terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.

Oleh karena itu, Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.

Pada perdagangan hari Kamis, IHSG "balas dendam" dan melesat untuk mencapai rekor tertinggi yang pernah disentuh sepanjang sejarah. Bersamaan dengan IHSG yang cetak rekor, asing juga memborong saham-saham RI dengan net buy jumbo senilai Rp 1,71 triliun di seluruh pasar.

Investor kian optimistis membelanjakan investasinya ke saham-saham unggulan di tengah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa pondasi ekonomi Indonesia semakin kuat, meski ada tantangan dan ketakpastian global. Ditambah mudik Lebaran tahun ini kembali dibuka, dengan persyaratan vaksinasi dosis kedua dan booster.

Sayangnya pada hari perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG melorot namin masih berada di level psikologis 7.000.

Lagi pula, IHSG sudah menguat 6,4% sepanjang tahun 2022 (year-to-date/YTD), sehingga koreksi IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu dinilai wajar.

Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia yang solid pada tahun 2022 di tengah ketidakpastian jadi alasan dana investor asing terus mengalir dan menopang laju IHSG.

Dana Moneter Dunia (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi Sang Garuda akan tumbuh 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Perkiraan ini lebih optimis dari pemerintah yang memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh pembukaan ekonomi paska terkendalinya penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia. Ditambah, tingginya harga komoditas dunia yang menambah pundi-pundi devisa negara lewat ekspor.

Namun, masih ada tekanan sentimen di tengah agenda Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk bertemu dengan para pemimpin Aliansi Pakta Atlantik Utara (North Atlantic Treaties Alliance/NATO) di Brussel, Belgia dalam rapat darurat.

Konflik yang berlarut dan perang sanksi dikhawatirkan melemparkan perekonomian dunia ke jurang resesi yang terutama memukul negara-negara dengan perekonomian yang belum bertumbuh pesat seperti Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Cap BBCA Masih Bertengger di Atas, BBRI Melonjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular