IHSG Tembus 7.000, Market Cap BRI Sukses di Atas Rp 700 T

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 March 2022 12:13
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Meski masih mencatatkan kinerja positif dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya, tetapi pergerakan IHSG pada pekan lalu cenderung fluktuatif.

Mengawali pekan lalu, IHSG ditutup naik tipis 0,216 poin (+0,00%) ke level 6.955,18 pada Senin lalu. IHSG ditutup naik tipis di tengah rencana bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 1,9% pada 2022 yang mulai dicerna oleh pasar.

Tren positif tersebut berlanjut pada Selasa lalu, hingga indeks acuan utama bursa nasional tersebut di tutup di 7.000,82. Asing terpantau net buy jumbo. Inflow asing tercatat mencapai Rp 805 miliar di pasar reguler.

Keesokan harinya, IHSG "rehat". Bursa saham nasional melemah tipis 0,07% dan turun ke level di bawah 7.000 pada hari Rabu. Tepatnya ditutup di 6.996,115. Pelemahan IHSG diiringi oleh pernyataan bos The Fed, Jerome Powell yang mengatakan inflasi di AS terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.

Oleh karena itu, Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.

Pada perdagangan hari Kamis, IHSG "balas dendam" dan melesat untuk mencapai rekor tertinggi yang pernah disentuh sepanjang sejarah. Bersamaan dengan IHSG yang cetak rekor, asing juga memborong saham-saham RI dengan net buy jumbo senilai Rp 1,71 triliun di seluruh pasar.

Investor kian optimistis membelanjakan investasinya ke saham-saham unggulan di tengah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa pondasi ekonomi Indonesia semakin kuat, meski ada tantangan dan ketakpastian global. Ditambah mudik Lebaran tahun ini kembali dibuka, dengan persyaratan vaksinasi dosis kedua dan booster.

Sayangnya pada hari perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG melorot namin masih berada di level psikologis 7.000.

Lagi pula, IHSG sudah menguat 6,4% sepanjang tahun 2022 (year-to-date/YTD), sehingga koreksi IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu dinilai wajar.

Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia yang solid pada tahun 2022 di tengah ketidakpastian jadi alasan dana investor asing terus mengalir dan menopang laju IHSG.

Dana Moneter Dunia (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi Sang Garuda akan tumbuh 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Perkiraan ini lebih optimis dari pemerintah yang memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh pembukaan ekonomi paska terkendalinya penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia. Ditambah, tingginya harga komoditas dunia yang menambah pundi-pundi devisa negara lewat ekspor.

Namun, masih ada tekanan sentimen di tengah agenda Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk bertemu dengan para pemimpin Aliansi Pakta Atlantik Utara (North Atlantic Treaties Alliance/NATO) di Brussel, Belgia dalam rapat darurat.

Konflik yang berlarut dan perang sanksi dikhawatirkan melemparkan perekonomian dunia ke jurang resesi yang terutama memukul negara-negara dengan perekonomian yang belum bertumbuh pesat seperti Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular