
Perang Gak Ngaruh, Belanda Jadi 'Biang Keladi' Tembaga Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga menguat dengan laju yang stabil di tengah kekacauan yang melanda perdagangan di bursa logam London (LME) dan kekhawatiran pasokan karena serangan Rusia ke Ukraina.
Pada Kamis (24/3/2022) pukul 11.58 WIB harga tembaga dunia tercatat US4 10.420/ton, turun 0,18% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Pasar tembaga di LME sempat terguncang karena pasar nikel waktu itu terjadi kekacauan hingga berujung penangguhan pasar. Saat itu harga tembaga mencapai US$ 10.845/ton yang merupakan tertinggi sepanjang masa.
Setelah itu, harga tembaga bergerak lebih stabil. Sebab tembaga tampaknya jauh lebih sedikit terkena gangguan pasokan dari Rusia. Dibandingkan logam industri lainnya seperti nikel.
Rusia adalah produsen tembaga besar dengan produksi olahan sekitar satu juta ton per tahun, mewakili sekitar 4% dari produksi global. Dengan jumlah sebesar itu, tembaga tidak memiliki kekuatan yang besar untuk berpengaruh terhadap harga tembaga seperti yang terjadi pada paladium, di mana Norilsk Nickel sendiri menyumbang 45% dari produksi global.
![]() Ekspor Tembaga Rusia |
Eksekutif LME telah menjelaskan bahwa tidak memiliki rencana untuk melarang secara sepihak logam dari Rusia dalam bentuk apapun.
Di sisi lain, gangguan pasokan terjadi karena sistem aliran tembaga dari Rusia menuju pembeli utamanya, China, yang harus melalui Belanda. Rute pelayaran bermasalah karena perusahaan logistik menghindari rute perdagangan dari dan ke laut Rusia. Sehingga mengganggu pengiriman ke China, konsumen utama tembaga Rusia dan dunia.
"Sampai kendala pengiriman mereda, (pasokan) tembaga ini kemungkinan akan merosot dari pasar. Ini kemungkinan terjadi pengurangan hingga 50,000 hingga 60.000 ton per bulan pasokan tembaga," kata Goldman Sachs.
Sehingga meskipun perdagangan memperbolehkan logam dari Rusia tetap diperjualbelikan, kendala pengiriman lambat laun akan mempengaruhi persediaan tembaga yang saat ini sudah rendah.
Persediaan tembaga di gudang LME terpantau 79.975 ton. Jumlahnya sudah turun 8.750 ton sejak awal tahun. Bahkan sudah turun sekitar 70% dari persediaan tertinggi pada Agustus 2021.
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...