Jadi Mata Uang Terbaik G10, Kurs Dolar Australia Makin Mahal!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 March 2022 12:40
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia semakin mahal melawan rupiah hingga menyentuh level tertinggi dalam 8 bulan terakhir. Dolar Australia belakangan ini mulai menarik perhatian pelaku pasar lagi, hingga menjadi mata uang terbaik di antara G10 sejak perang Rusia - Ukraina pecah.

Pada perdagangan Kamis (24/3/2022) pukul 10:43 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.755/AU$, nyaris stagnan, setelah menguat nyaris 1,5% dalam dua hari terakhir. Pagi tadi, dolar Australia sempat menyentuh Rp 10.772/AU$ yang merupakan level tertinggi sejak 16 Juli 2021.

Sejak perang Rusia - Ukraina pecah pada 24 Februari lalu, dolar Australia sudah melesat sekitar 4,5% melawan rupiah. Sementara melawan dolar Amerika Serikat (AS) juga melesat 4,6%, yang menjadikan dolar Australia mata uang terbaik di antara negara G10.

Perang Rusia - Ukraina membuat harga komoditas meroket yang menguntungkan Australia sebagai eksportir komoditas. Hal ini membuat mata uangnya terus menguat.

Selain itu perekonomian Australia juga mulai membaik. Data tenaga kerja AS yang kuat serta inflasi yang mencapai target membuat pasar melihat bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) berpeluang menaikkan suku bunga di bulan Juni.

Biro Statistik Australia pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 4% di bulan Februari, yang merupakan level terendah dalam lebih dari 13 tahun terakhir.

Sepanjang bulan lalu, perekonomian Australia juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 77.400 orang, jauh lebih tinggi dari bulan Januari 28.300 orang.

Kemudian akhir Januari lalu inflasi di kuartal IV-2021 dilaporkan tumbuh 1,3% dari kuartal sebelumnya. Sehingga inflasi selama setahun penuh menjadi 3,5% di 2021.

Kemudian inflasi inti tumbuh 1% di kuartal IV-2021 dari kuartal sebelumnya. Sepanjang 2021, inflasi inti tumbuh sebesar 2,6% yang merupakan level tertinggi sejak 2014. Kenaikan inflasi inti tersebut lebih tinggi dari ekspektasi ekonomi sebesar 2,3%, dan mencapai target RBA sebesar 2% sampai 3%.

"Ada beberapa faktor domestik yang mendukung penguatan dolar Australia. Data tenaga kerja lebih baik dari ekspektasi. Belum ada update terbaru mengenai pertumbuhan gaji, jadi RBA akan menanti apakah tingkat pengangguran yang rendah akan mendorong kenaikan rata-rata gaji lebih cepat dari prediksi," kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac Wire, Rabu (24/3) sebagaimana dilansir capital.com.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular