Biden Tiba di Brussels, Rupiah Waspada Perang Dunia III

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 March 2022 08:35
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menjadi satu-satunya mata uang utama Asia yang menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (24/3). Meski penguatannya tipis 0,08% saja ke Rp 14.345/US$.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (24/3), perjuangan rupiah untuk kembali menguat akan berat sebab pelaku pasar sedang menanti respon NATO terhadap perang Rusia-Ukraina. Presiden AS Joe Biden sudah tiba di Brussels dan bertemu dengan para pemimpin NATO yang disebut "extraordinary summit".

Dalam pertemuan tersebut akan dibahas apakah perlu melakukan intervensi militer. Jika itu dilakukan, maka perang dunia III akan pecah. Hingga saat ini NATO belum menggunakan kekuatan militernya, dukungan ke Ukraina dilakukan dengan memberikan peralatan tempur.

Selain itu, pertemuan NATO tersebut juga akan membahas sanksi baru yang akan diberikan ke Rusia.

Secara teknikal, meski menguat rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) serta berada di atas MA 100 dan MA 200 yang tentunya memberikan tekanan pelemahan. Meski demikian sejak awal tahun rupiah sebenarnya bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.

Batas bawah pola Rectangle berrada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik tetapi masih berada di kisaran 60.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara itu Stochastic pada grafik 1 jam akhirnya keluar dari wilayah overbought yang membuat rupiah menguat kemarin.

Rupiah kini berada di dekat support Rp 14.340/US$, penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan menuju Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.300/US$.

Sementara selama tertahan di atas Rp 14.340/US$, rupiah berisiko melemah menuju resisten di kisaran Rp 14.370/US$ hingga Rp 14.380/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular