Belum Banyak yang Tahu, Lo Kheng Hong Pernah Nyaris Bangkrut!

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
23 March 2022 14:20
Lo Kheng Hong
Foto: Lo Kheng Hong (CNBC Indonesia/Houtmand P. Saragih)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong ternyata pernah hampir bangkrut dan nyaris tidak memiliki uang sepeser pun saat krisis mendera Indonesia pada 1998 silam. Akan tetapi, dia akhirnya bisa terhindar dari ancaman tersebut dan kembali bangkit berkat pekerjaannya sebagai investor saham.

Kisah ini disampaikan Lo Kheng Hong saat berbincang di acara SPOD yang diselenggarakan PT Syailendra Capital dan ditayangkan pada akun YouTube perusahaan. Lo Kheng Hong bercerita, saat krisis 1998 terjadi, dia hanya memiliki uang sisa 15% dari seluruh hartanya.

"Uang saya berkurang 85%, sisa 15%. Saya waktu itu sudah full time investor, istri ibu rumah tangga, anak 2, saya nggak kerja lagi, duit tinggal 15%," kata Lo Kheng Hong, dikutip Rabu (23/3/2022).

Sadar dirinya akan bangkrut, Lo Kheng Hong akhirnya memutuskan untuk menyimpan seluruh sisa hartanya di saham PT United Tractor Tbk (UNTR). Saat itu, harga saham UNTR per lembar ada di level Rp 250 per saham.

Bukan tanpa alasan pria dengan sapaan akrab LKH ini melakukan hal tersebut. Menurutnya, pemilihan UNTR sebagai lokasi penyimpanan saham tunggal dilakukan karena Lo Kheng Hong menilai perusahaan tersebut memiliki prospek cerah dan valuasinya tinggi.

"Masa harga saham Rp250, laba usaha per saham Rp7.800. Laba usahanya Rp 1,1 triliun, dibagi jumlah saham 138 juta, kan, (laba per saham) Rp7.800. Saya put everything di United Tractor, nggak bisa pilih yang lain. Ini ada mercy dijual harga bajaj, semua masukin. Beli seluruhnya hanya di 1 counter," ujarnya.

Lo Kheng Hong bercerita, keputusannya saat itu sempat meragukan karena kinerja harga saham UNTR terpantau lambat bergerak positif. Akan tetapi, dia tetap mempertahankan pendiriannya untuk hanya berinvestasi di perusahaan tersebut.

Alhasil, setelah 6 tahun memegang saham UNTR, Lo Kheng Hong menjual seluruh asetnya di sana pada 2004. Harga saham UNTR saat Lo Kheng Hong menjual investasinya sudah ada di angka Rp 15 ribu per saham.

"Saya gemetar kan duit saya kecil, tiba-tiba jadi banyak. Saya pikir kalau nanti dia turun lagi uang saya hilang bagaimana? Saya salah, saya jual. Kira-kira Rp 15 ribu waktu itu (harga sahamnya). Akhirnya dia naik jadi Rp600 ribu sekian. Demikian saya survive di 1998," katanya.

Lo Kheng Hong adalah investor sukses yang lahir 20 Februari 1959 dan kerap dijuluki Warren Buffet Indonesia. Dia menilai, menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya karena dengan menjadi investor di perusahaan publik, harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Dia konsisten menerapkan prinsip value investing, atau berinvestasi dengan membeli saham dengan harga murah tapi berpotensi tumbuh. Lo Kheng Hong juga tercatat menjadi pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% di beberapa emiten seperti PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), emiten multifinance dari Grup Panin, lalu saham pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan saham emiten media Grup MNC PT Global Mediacom Tbk (BMTR).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular