Ambles 1%, Harga Tembaga Diprediksi Suram

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 15:45 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia ambles pada perdagangan siang hari ini tertekan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (21/3/2022) pukul 13.15 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.221/ton, ambles 1,06% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.


Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan beberapa pejabat elit The Fed memprediksikan potensi kebijakan yang lebihhawkishjika angka inflasi AS belum membaik.

Kemungkinan The Fed akan menaikkan sekitar 50 basis poin, untuk mencapai target inflasi di 2%.

Presiden The Fed St. Louis James Bullard juga mengharapkan kenaikan sebesar 50 basis poin dan suku bunga mencapai 3% pada akhir tahun ini.

Komentar beberapa pejabat The Fed tersebut menjaga mata uang Paman Sam tetap di level yang tinggi.

Indeks dolar AS berada di US$ 98,35. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Harga tembaga menjadi lebih mahal dibandingkan mata uang lainnya berpotensi membuat permintaan turun. Harga pun mengikuti.

Analis teknikal Reuters Wang Tao memperkirakan peluang harga tembaga untuk turun terbuka.

"Tembaga LME dapat menguji support di US$10.041/ton minggu ini, penembusan di bawahnya dapat menyebabkan penurunan ke US$9.793/ton," kata Wang dalam risetnya.


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi