Ambles 1%, Harga Tembaga Diprediksi Suram

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 March 2022 15:45
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia ambles pada perdagangan siang hari ini tertekan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (21/3/2022) pukul 13.15 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.221/ton, ambles 1,06% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan beberapa pejabat elit The Fed memprediksikan potensi kebijakan yang lebihhawkishjika angka inflasi AS belum membaik.

Kemungkinan The Fed akan menaikkan sekitar 50 basis poin, untuk mencapai target inflasi di 2%.

Presiden The Fed St. Louis James Bullard juga mengharapkan kenaikan sebesar 50 basis poin dan suku bunga mencapai 3% pada akhir tahun ini.

Komentar beberapa pejabat The Fed tersebut menjaga mata uang Paman Sam tetap di level yang tinggi.

Indeks dolar AS berada di US$ 98,35. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Harga tembaga menjadi lebih mahal dibandingkan mata uang lainnya berpotensi membuat permintaan turun. Harga pun mengikuti.

Analis teknikal Reuters Wang Tao memperkirakan peluang harga tembaga untuk turun terbuka.

"Tembaga LME dapat menguji support di US$10.041/ton minggu ini, penembusan di bawahnya dapat menyebabkan penurunan ke US$9.793/ton," kata Wang dalam risetnya.


(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Reli Tembaga Terhenti, China Jadi Biang Keladi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular