Dilepas ke Mekanisme Pasar, Segini Harga Wajar Minyak Goreng
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyerah untuk menjual minyak goreng dalam kemasan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan memutuskan untuk melepas harga minyak goreng sesuai mekanisme pasar.
Toko ritel modern pun sudah mulai menjual minyak goreng dengan harga sesuai mekanisme pasar mulai Rabu (16/3/2021). Gerai Indomaret, misalnya, sudah menjual minyak goreng dengan harga Rp 24.000/liter dan Rp 47.000/2 liter.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga minyak goreng kemasan bermerk I dijual dengan harga Rp 20.700/kg pada Rabu (16/3/2022). Harga tersebut jauh di atas HET yang ditetapkan yakni Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan premium dan Rp13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana.
Menyerahnya pemerintah tidak bisa dilepaskan dari huru hara yang terjadi di masyarakat akibat kelangkaan pasokan minyak goreng. Di beberapa daerah, antrian pembelian minyak goreng bahkan sampai ricuh.
Lalu, sebenarnya berapakah harga keekonomian minyak goreng saat ini dengan mempertimbangkan harga minyak sawit yang bergerak di pasar dunia?
"Menurut hitungan kami normal price Rp 22.900-23.000/liter untuk kemasan sederhana. Kemasan premium Rp 24.600-25.000/liter. Dengan harga segitu, minyak goreng premium akan membanjiri pasaran," tutur Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga kepada CNBC Indonesia.
Harga tersebut sudah menghitung harga minyak sawit mentah, ongkos tenaga kerja, serta harga kemasan yang berkisar Rp 1.900 untuk kemasan sederhana dan Rp 2.500 untuk kemasan premium. Sahat mengatakan untuk harga keekonomian untuk minyak goreng curah saat ini ada di level Rp 20.300.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan harga keekonomian minyak goreng kemasan kini berada di atas Rp 23.000 per liter. "Untuk kemasan premium itu di angka Rp 23.00-24.000/liter sementara untuk minyak goreng curah sekitar Rp 19.000 per liter," tuturnya kepada CNBC Indonesia.
Peneliti dari Researcher at Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya mengatakan harga keekonomian minyak goreng kemasan ada di atas Rp 20.000/liter.
Dia menjelaskan hitungan Neraca Bahan Makanan Kementerian Pertanian menyebutkan konversi input (CPO) ke output untuk minyak goreng sawit sebesar 68,28% sementara konversi satuan dari kilogram ke liter dengan hitungan 1 liter = 0,8 kg. Konversi itu akan dilakukan harga minyak sawit mentah yang berlaku dan dikalikan 100%.
"Ilustrasinya kalau konversi CPO cuma 50%, berarti kita butuh dua unit CPO untuk mendapatkan 1 unit minyak goreng (100/50). Kalau konversi 68,28%, berarti untuk dapat 1 unit minyak goreng butuh 100/68.28 unit CPO = 1,46," jelas Aditya kepada CNBC.
Dengan merujuk harga KPB Dumai saat per 15 Maret yang mencapai Rp 15.591 per kg maka hitungannya 100/68,28 x 0,8 x Rp 15.591 atau sekitar Rp 18.267. "Ada tambahan margin sekitar 10%, belum masuk biaya tenaga kerja, operasional dan lain-lain," ujar Aditya.
(mae/mae)