OJK Sebut Ada Peningkatan Bisnis Metaverse Hingga Rp 21.500 T
Foto: Bank Mandiri Bersama WIR Group Siap Masuk Ekosistem Metaverse (Tangkapan layar youtube Bank Mandiri)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa bank mulai merambah metaverse, misalnya saja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan yang terbaru PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tris Yulianta mengatakan kalau ini menjadi tantangan bagi OJK karena banyak bank sudah siap beradaptasi dengan metaverse.
Namun Tris juga mengungkapkan hal ini tidak bisa dipungkiri apalagi berdasarkan data, peningkatan bisnis metaverse sangat tinggi.
"Diperkirakan pangsa pasar metaverse ini akan mencapai Rp 21.500 triliun pada 2030, oleh karena itu kami tentu akan adaptif terhadap teknologi dan ini sudah kami lakukan sejak 2016," ungkap Tris.
Selain itu, Tris juga menyebut demografi Indonesia juga mendukung karena saat ini penduduk Indonesia berada di ranking empat dunia dengan 74% masyarakat melek internet dan merupakan peluang yang harus dioptimalkan.
"OJK dalam mengambil kebijakan 2021-2025 sangat mendukung inovasi digital. Salah satu kebijakan yang diambil adalah dukungan terhadap inovasi dan transformasi teknologi digital," kata Tris.
Selain dari sisi bisnis, Tris juga menyebutkan bahwa tantangan metaverse ke depan adalah literasi. Meskipun literasi digital dan perbankan mulai naik, namun belum optimal.
"Literasi soal digital safety masyarakat Indonesia baru 3,1% dan ini harus terus ditingkatkan," pungkas Tris.
Seperti diketahui, semakin banyak pihak yang ikut menjajal dunia metaverse. Kali ini, giliran PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masuk ke dalam ekosistem Metaverse dengan kolaborasi bersama WIR Group, perusahaan pengembang teknologi Augmented Reality dan Metaverse.
Sebagai langkah awal, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Bank Mandiri dengan WIR Group pada Rabu (16/03). Hal ini juga merepresentasikan dukungan Bank Mandiri dalam menyambut salah satu dari tiga fokus utama Presidensi G20 tahun ini yakni transformasi digital dan ekonomi.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kolaborasi ini akan memberikan warna baru khususnya dalam sektor perbankan. Bank Mandiri memandang metaverse sebagai sebuah dunia yang dirasa tepat untuk merealisasikan visi beyond banking.
Metaverse, lanjut Darmawan merupakan tempat yang ideal untuk melakukan ekspansi bisnis digital secara menyeluruh tanpa dibatasi oleh ruang fisik.
"Kami akan menggali potensi layanan perbankan di Metaverse, mulai dari basic banking seperti virtual branch hingga layanan yang bersifat beyond banking. Dengan adanya Metaverse ini, Bank Mandiri juga turut akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sejalan dengan visi pemerintah Indonesia," ujarnya, Rabu (16/3).
Darmawan menambahkan, kehadiran industri jasa keuangan di Metaverse sendiri baru memasuki tahap pengembangan awal.
Ke depannya, tidak tertutup kemungkinan Metaverse akan menjadi lokasi berkembangnya future banking yang berbasis advanced technology. Masa depan perbankan digital tentu akan sangat berbeda dengan hari ini.
"Ke depannya akan banyak fitur-fitur baru yang dikembangkan, termasuk Metaverse ini, dengan layanan yang semakin berfokus kepada nasabah, tentunya dengan tidak melepaskan peran teknologi di dalamnya. Kami, Bank Mandiri, secara konsisten akan memberikan value proposition dan banking experience yang terbaik, lebih fresh, serta tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan nasabah dalam mengakses berbagai layanan kami," Darmawan melanjutkan.
Bank Mandiri meyakini layanan Bank Mandiri di Metaverse dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di masa depan.
[Gambas:Video CNBC]
Gimana Layanan Perbankan di Metaverse? Ini Kata Bank Mandiri
(vap/vap)
