Panic at the Disco! Harga Batu Bara Ambruk Nyaris 10%...

Maesaroh, CNBC Indonesia
16 March 2022 07:04
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal acuan global Newcastle terus terjun bebas. Pada perdagangan Selasa (15/3/2022) harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 303,35/ton, anjlok 9,76% dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya.

Penurunan tersebut bahkan lebih dalam dibandingkan kemarin yakni 7,05%. Harga batu bara terjun bebas sejak Selasa (8/3/2022). Harga si batu hitam sempat meningkat 0,28% pada Rabu (9/3/2022) tetapi terus terkoreksi setelah itu.

Bila dihitung, harga batu bara sudah turun 29% selama sepekan. Namun, selama sebulan masih tercatat naik 40,83% dan 267,5% selama setahun.


Penurunan harga batu bara yang terus berlangsung didorong membaiknya pasokan dari China. Beijing sudah meminta produsen untuk meningkatkan produksi menjelang hari libur dan perayaan festival di negara tersebut. Mereka juga meminta produsen untuk beroperasi secara normal selama liburan guna menjaga pasokan dan harga.

Selama Januari-Februari, China memproduksi 686,6 juta ton batu bara, naik 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, produksi harian batu bara di China pada periode Januari-Februari memang masih rendah 12,4 juta ton di bulan Desember karena adanya perayaan Imlek pada Februari.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan penurunan harga batu bara karena memang karena pasar sudah mulai khawatir dengan tingginya harga batu bara mengingat harga nya sudah menyentuh faktor psikologis.

"Kenaikan harga di atas US$ 400/ton di luar perkiraan semua analis sepanjang 2022 ini karena kemarin-kemarin gencarnya akan dikembangkan terkait energi bersih. Bahkan di beberapa negara Eropa sudah tidak menggunakan batu bara lagi," tutur Mamit, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhirnya, Harga Batu Bara Naik Juga...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular