Permintaan Melonjak, Harga Batu Bara Terbang 13% dalam 2 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus merangkak naik. Meningkatnya permintaan, kekhawatiran mengenai pasokan, serta turunnya suhu di Eropa kembali menopang pergerakan pasir hitam.
Pada perdagangan Selasa (7/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 251,35 per ton. Harganya melonjak 3,44% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Harga tersebut menjadi yang tertinggi sejak 30 Januari 2023. Penguatan tersebut juga memperpanjang tren positif pasir hitam yang juga menguat pada Senin pekan ini.
Dalam dua hari perdagangan terakhir, harga batu bara sudah melambung 12,96% atau nyaris 13%.
Analis Reuters Clyde Russell menjelaskan salah satu penopang kenaikan harga batu bara datang dari naiknya permintaan batu bara kokas.
Pengiriman batu bara kokas naik menjadi 24,84 juta ton pada Januari 2023, rekor tertingginya sejak Juli 2022. India adalah pembeli terbesar dengan jumlah menembus 6,06 juta ton disusul kemudian dengan Jepang dengan 5,01 juta ton.
Impor batu bara kokas China meningkat menjadi 2,54 juta ton pada Januari, naik dari Desember 2022 yang tercatat 2,3 juta ton. Impor batu bara kokas Eropa naik 3,81 juta ton pada Januari 2023, dari 3,55 juta ton pada Desember 2022.
"Permintaan batu bara kokas sepertinya terus naik tetapi pasokannya mengalami gangguan. Secara keseluruhan, permintaan impor batu bara kokas naik dalam beberapa bulan terakhir. Ini adalah faktor fundamental untuk menguat," tutur Russel, dikutip dari Reuters.
Di tengah permintaan, Australia justru melaporkan adanya gangguan pasokan. Jalur rel Blackwater yang melayani pengiriman batu bara dari Queensland akan diberhentikan sementara selama 11 hari hingga Kamis pekan ini (9/12/2023) untuk perbaikan.
Penutupan jalur ini akan mengganggu lalu lintas pengiriman batu bara dari Queensland yang merupakan salah satu kantong ekspor batu bara kokas global. Pengiriman melalui jalur tersebut bisa mencapai 50 juta ton per tahun.
Pasokan batu bara global turun menjadi 18,82 juta ton pada Januari 2023, dari 23,92 juta ton [ada Desember 2022.
Pengiriman dari Australia menurun drastis dari 14,3 juta ton pada Desember 2022 menjadi 11,54 juta ton pada Janauri 2023.
Harga batu bara juga naik setelah sejumlah lembaga memperkirakan suhu akan jatuh di Eropa pada pekan ini.
Suhu yang lebih rendah akan membuat penggunaan pemanas ruangan meningkat sehingga pemakaian listrik meningkat. Penurunan suhu terjadi di tengah rencana aksi mogok pegawai pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis pada pekan.
Aksi mogok diperkirakan akan menurunkan pasokan listrik dari pembangkit tersebut.
Untuk mengantisipasi kenaikan pemakaian listrik, Inggris sudah meminta pembangkit batu bara Electricite de France SA's facility di West Burton untuk berjaga-jaga.
Sebelumnya, pembangkit listrik batu bara Uniper SE's Ratcliffejuga diminta bersiaga agar bisa dioperasikan lagi di tengah turunnay suhu Inggris dan naiknya permintaan listrik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
PKC Bertitah ke Beijing, Harga Batu Bara Goyang?
(mae/mae)