Akhirnya, Harga Batu Bara Naik Juga...

Maesaroh, CNBC Indonesia
31 March 2022 06:34
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga batu bara akhirnya berbalik arah dan mengakhiri tren negatif yang berlangsung sejak Jumat lalu. Pada perdagangan Rabu (30/3/2022), harga batu bara untuk kontrak Mei ditutup menguat 2,63% ke US$ 252,05/ton.

Kenaikan tersebut mengakhiri tren pelemahan yang terjadi sejak Jumat (25/3/2022) hingga Selasa (29/3/2022). Pada Selasa (29/3/2022), harga batu bara bahkan melemah 3,15% ke US$ 245,60/ton yang menjadi titik terendah sejak 21 Maret 2022 (US$ 249,65/ton).


Dalam sepekan, harga batu bara sudah masih 8,8% sementara dalam sebulan minus 17,48%. Namun harga si batu hitam masih menguat 178,66% dalam setahun.

Kenaikan harga batu bara dipicu sejumlah faktor mulai dari kenaikan harga minyak mentah dunia, konflik Rusia-Ukraina, hingga produksi yang stagnan di China.

Sebelumnya, Rusia berjanji untuk menarik pasukan dari Kota Kyiv dan Chernihiv dalam perundingan damai kedua negara di Turki. Namun, Rusia justru dikabarkan kembali memborbardir Chernihiv.

Dilansir dari BBC, pemerintah Chernihiv mengatakan serangan Rusia masih berlanjut hingga Rabu malam. Juru bicara pasukan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan sebagian tentara Rusia memang meninggalkan Kyiv dan Chernihiv tetapi sebagian lagi mengabaikan perintah Moskow dan terus menyerang kota-kota tersebut.

Kenaikan harga batu bara juga didongkel kabar negatif dari China. Beijing masih menerapkan lockdown untuk beberapa provinsi yang bisa berimbas pada produksi batu bara. Dilansir dari Xinhua, produksi batu bara dari Negeri Tirai Bambu ditargetkan sebesar 4,41 miliar ton pada tahun ini. Angka tersebut naik tipis dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,07 miliar ton.

"Produksi baru bara China akan tetap moderat pada 2022," tutur Asosiasi Batu Bara China (CNCA) seperti dikutip dari Xinhua.

Sementara itu, India memutuskan untuk memangkas pasokan batu bara ke sektor non-listrik karena cekaknya pasokan. Inventori batu bara di tempat-tempat yang dimiliki pemerintah menurun 22% dari kuantitas seharusnya. Level di bawah 25% masuk dalam kategori "kritis".


TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panic at the Disco! Harga Batu Bara Ambruk Nyaris 10%...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular