
Perang Bikin Pasokan Nikel Terancam? Ini Kata Vale (INCO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapkan pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap pasokan nikel global dan kinerja perseroan.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, tentu akan ada dampak dari perang tersebut, namun tidak sebesar yang dikhawatirkan pasar.
"Banyak kekhawatiran soal pasokan nikel, namun perang ini akan menyebabkan beberapa dampak tetapi mungkin tidak sepenting apa yang diproyeksikan pasar sekarang ini," jelas Irmanto dalam Coal and Metal Mining Conference Call (INCO), Senin (14/3/2022).
Menurut Irmanto atau yang biasa disapa Anto, saat ini perseroan masih terus mempelajari situasi untuk bisa mengambil langkah selanjutnya.
Meski begitu, pekan lalu laju harga nikel dunia tak terbendung. Pada Selasa (08/03/2022) siang, kenaikan harga nikel mencapai 110%.
Namun Vale masih menargetkan produksi nikel matte pada 2022 ini sekitar 65 ribu ton, sama seperti yang telah ditetapkan perusahaan sejak awal tahun.
"Rencana produksi masih akan mengikuti rencana awal karena kita sedang membangun ulang satu tanur," ungkapnya kepada CNBC Indonesia.
Dia mengatakan, pembangunan ulang satu tanur alias 'kompor' smelter ini tetap dilaksanakan seperti rencana dan diperkirakan berlangsung sampai akhir Mei 2022 mendatang.
Seperti diketahui, pembangunan ulang tanur tersebut telah dilakukan sejak pertengahan Desember 2021 lalu dan berlangsung sekitar lima bulan. Akibatnya, satu dari empat tanur yang ada harus dihentikan operasionalnya.
Anto menegaskan, meski harga tengah melonjak tinggi, namun perusahaan tidak akan mengompromikan keselamatan produksi. Menurutnya, keselamatan operasional tetap menjadi prioritas perusahaan.
"Kami tidak akan mengompromikan keselamatan produksi walaupun harga nikel sedang tinggi. Bagi kami, keselamatan operasional jauh lebih penting," tegasnya.
Seperti diketahui, Vale mencatatkan produksi nikel matte sebesar 65.388 ton pada 2021, turun 9,5% dibandingkan dengan produksi pada 2020 yang sebesar 72.237 ton. Sementara penjualan nikel matte pada 2021 sebesar 66.615 ton, turun 8,5% dari 72.846 ton pada 2020.
Sementara harga realisasi rata-rata pada 2021 tercatat sebesar US$ 14.309 per ton, melonjak 36% dari 2020 yang sebesar US$ 10.498 per ton.
Adapun laba bersih Vale pada 2021 tercatat sebesar US$ 165,8 juta, naik dua kali lipat dibandingkan dengan 2020 yang sebesar US$ 82,8 juta.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalam 5 Tahun, INCO Setor Rp 7,8 T ke Negara!
