Jeblok Lagi! Dolar Singapura Makin Murah Nih Gaes...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 10:35 WIB
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemerosotan nilai tukar dolar Singapura masih berlanjut pada perdagangan Kamis (10/3) setelah kemarin menyentuh level termurah di 2022. Sentimen pelaku pasar yang membaik sejak kemarin malam membuat rupiah perkasa, dan dolar Singapura dibuat jeblok hingga ke bawah Rp 10.500/SG$.

Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari menguatnya bursa saham global. Hal ini terjadi setelah harga minyak mentah berbalik menukik.

Uni Emirat Arab dan Irak menyatakan akan mendukung kenaikan produksi minyak mentah OPEC guna mengimbangi gangguan supply dari Rusia. Hal tersebut membuat harga minyak mentah seketika anjlok, minyak jenis Brent bahkan sempat minus hingga 17%.


Turunnya harga minyak mentah disambut baik pelaku pasar, sebab bisa mengurangi tekanan inflasi yang membuat sentimen pelaku pasar membaik dan kembali ke aset-aset berisiko, yang tentunya menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Alhasil, kurs dolar Singapura pagi ini jeblok hingga 0,86% ke kisaran Rp 10.470/SG$. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 28 Desember lalu.

Selain sentimen pelaku pasar yang membaik, sentimen terhadap rupiah sebenarnya memang sedang bagus, terutama sebelum perang Rusia dengan Ukraina di mulai. Sebab, rupiah didukung fundamental dari dalam negeri yang semakin membaik.

Ditopang kenaikan harga komoditas neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 21 bulan beruntun, dan membantu transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021.

Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.

Di tahun ini, Bank Indonesia (BI) memprediksi transaksi berjalan akan kembali defisit, tetapi sekitar 1,1% - 1,9% dari PDB. Proyeksi tersebut lebih rendah dari rata-rata defisit pada periode 2012 - 2020 sebesar 2,3% dari PDB.

BI juga memiliki cadangan devisa yang cukup besar. Per akhir Februari, Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar US$ 141,4 miliar. Sebagai perbandingan, saat terjadi taper tantrum akibat rencana normalisasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) di tahun 2013, cadangan devisa Indonesia berada di kisaran US$ 105 miliar.
Artinya, BI punya lebih banyak "amunisi" untuk menstabilkan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor