Ini Kata Bos BCA Soal Tantangan Suku Bunga
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja berpandangan bisnis perbankan akan berjalan lebih sustain apabila tingkat suku bunga terjaga. Berbagai macam risiko akan berkurang apabila suku bunga terjaga di level yang lumayan rendah.
"Ini prinsip, bank aman tingkat suku bunga rendah. Dana bisa murah lebih baik memberikan kredit semurah mungkin asal menutup biaya, risiko sejalan dengan kredit," tukasnya dalam CNBC Indonesia Banking Outlook 2022, Selasa (8/3/2022).
Dia menilai tingkat suku bunga yang tinggi akan sangat berisiko bagi para nasabah. Pertama, karena biaya yang bakal dikeluarkan menjadi lebih besar. Lalu, akan sangat berisiko juga bagi perusahaan-perusahaan yang sedang dalam taraf restrukturisasi yang dinilai Jahja akan membuat proses normal perusahaan tersebut menjadi berat. Diketahui, dua tahun terakhir sektor riil masih terdampak pandemi Covid-19.
Kendati demikian, perkembangan makroekonomi dengan rencana normalisasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve diprediksi akan membawa tren kenaikan suku bunga. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi industri perbankan di Tanah Air.
"Kita ingin suku bunga rendah, tapi secara global terdorong ke atas. Likuiditas semakin berkurang semakin banyak kredit. Dana pihak ketiga bagi perbankan harus ditambah, otomatis bersaing cukup menarik bagi nasabah. Terutama inflasi mulai naik. Suku bunga bisa menutup biaya inflasi. Bukan hal yang baik, kalau terjadi mau enggak mau harus siap," jelas Jahja.
(bul/bul)