
Investor Tarik Cuan, Harga Perak Tergelincir

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak tergelincir karena aksi ambil untung oleh investor. Meskipun begitu, harga perak masih dalam tren bullish.
Pada Selasa (8/3/2022) pukul 09:01 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,44/ons, turun 0,85% dibandingkan posisi kemarin.
Konflik Rusia dan Ukraina menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Akibatnya investor berbondong-bondong memburu aset safe haven untuk melindungi nilai asetnya dari depresiasi. Salah satunya adalah perak. Itulah kenapa harga perak terus menguat dan mencatatkan pertumbuhan 9,5% sejak awal tahun 2022 hingga hari ini.
Selain itu, Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap aset safe haven seperti perak. Ini karena pandangan lebih dovish The Fed dibanding beberapa bulan lalu.
"Jika bukan karena serangan Rusia ke Ukraina, Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan," kata JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar di TD Ameritrade di Chicago.
Ketua The Fed, Jerome Powell cenderung mendukung kenaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) pada bulan Maret.Senada dengan Powell,para investor dantraderdi AS saat ini melihat probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 94% di bulan ini.
"Mengingat semua ketidakpastian dengan situasi Ukraina, latar belakang inflasi yang lebih tinggi dan beberapa pertumbuhan global yang lebih lambat sebagai akibatnya, kami pikir Anda bisa melihat Fed yang lebih dovish daripada yang saat ini diperkirakan pasar," menurut Jeff Schulze, Ahli Strategi Investasi di Clear Bridge Investments.
Suku bunga merupakan salah satu 'musuh' utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
Sehingga saat suku bunga tidak naik secara signifikan dan pasar ragu kebijakan tersebut dapat mengendalikan inflasi, aset safe haven akan tetap laku.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?