
Tak Cuma Emas, Perang Ikut Lambungkan Harga Perak

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia- Ukraina mendorong harga perak melesat hingga 6% point-to-point pada pekan kemarin. Menjadi kinerja terbaik sejak Januari 2021. Investor pun mulai mencermati pertemuan Federal Reserves pekan depan.
Pada Senin (7/3/2022) pukul 08:00 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,95/ons, naik 1,11% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap aset safe haven seperti perak. Ini karena pandangan lebih dovish The Fed dibanding beberapa bulan lalu.
"Jika bukan karena serangan Rusia ke Ukraina, Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan," kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade di Chicago.
Ketua The Fed, Jerome Powell cenderung mendukung kenaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) pada bulan Maret. Senada dengan Powell, para investor dan trader di AS saat ini melihat probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 94% di bulan ini.
"Mengingat semua ketidakpastian dengan situasi Ukraina, latar belakang inflasi yang lebih tinggi dan beberapa pertumbuhan global yang lebih lambat sebagai akibatnya, kami pikir Anda bisa melihat Fed yang lebih dovish daripada yang saat ini dihargai di pasar keuangan," menurut Jeff Schulze, ahli strategi investasi di Clear Bridge Investments.
Di sisi lain aset berisiko berupa saham banyak diobral oleh investor. Alhasil harganya pun anjlok. Tiga indeks saham acuan bursa New York tenggelam di zona merah pada Jumat (4/3/2022).
Indeks Dow Jones melemah 0,53%. Koreksi juga dialami oleh indeks S&P 500 yang melorot 0,79%. Selanjutnya ada indeks Nasdaq Composite yang anjlok 1,66%. Tidak hanya Wall Street saja yang ambles, bursa saham Eropa Stoxx 600 juga terkoreksi 3,6%. Di luar, pasar saham masih merespons kebakaran yang terjadi di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina.
Ketidakpastian yang ada di pasar saat ini membuat aset safe haven lebih mengkilat. Investor terus berburu untuk melindungi asetnya dari depresiasi.
Tentu saja ini akan menguntungkan perak. Saat permintaan naik, harga akan mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?