Rusia-Ukraina Makin Panas, Bukan Cuma Emas yang Bisa Diborong

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
06 March 2022 09:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Migas

Tidak hanya batu bara dan cpo, saham-saham migas pun melesat seiring melambungnya harga minyak dunia. (Tabel 3).

Hal ini menunjukkan pasar berspekulasi bahwa kenaikan harga minyak bisa menguntungkan emiten migas.

Memang, si emas hitam mengukir rekor harga terbaru.

Pada perdagangan Jumat (4/3), harga minyak jenis brent ditutup di US$ 118,11/barel. Melejit 6,93% dibandingkan hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak Februari 2013.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 115,68/barel. Meroket 7,44% dan menjadi yang termahal sejak Agustus 2008.

Nikel

Selain saham-saham energi, saham tambang nikel juga banyak diburu investor akhir-akhir ini.

Saham PT Timah Tbk (TINS), misalnya, sudah melonjak 15,46% sejak awal tahun. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga masing-masing melejit 15,38% dan 8,89% secara ytd.

Pada Jumat (4/3), harga nikel di London Metal Exchange (LME) melambung ke US$ 28.919/ton level tertinggi sejak Februari 2011.

Rekor baru tersebut tercipta berkat reli kenaikan harga nikel dalam 4 hari perdagangan terakhir dengan total persentase 17,92%.

Harga nikel dunia terus melaju karena para pelaku pasar khawatir sanksi yang akan diberlakukan terhadap Rusia dapat mengganggu pasokan nikel dunia. "Konflik Rusia dan Ukraina ini hanya mengobarkan api dari pasar logam dasar yang sudah membentang," kata analis ING Wenyu Yao.

Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 250.000 ton pada tahun 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular