Analisis Teknikal

IHSG Jadi Jawara Asia Sementara, Bisa Lanjut Sesi 2 ?

Putra, CNBC Indonesia
04 March 2022 12:22
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik menguat sendirian di tengah tekanan yang dialami mayoritas bursa saham Asia dan AS hari ini, Jumat (4/3/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi I dengan apresiasi 0,54% di level 6.905,44. Di sepanjang perdagangan sesi I, IHSG konsisten berada di zona hijau.

Transaksi cukup ramai dibuktikan dengan nilai turnover yang mencapai Rp 12,55 triliun. Asing lagi-lagi net buy jumbo di seluruh pasar senilai Rp 1,3 triliun.

Bursa saham Asia terkapar di zona merah. Indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong masing-masing ambrol lebih dari 2,5% hingga siang ini.

Semalam, tiga indeks acuan Wall Street juga terkoreksi. Indeks Dow Jones turun 0,29%, indeks S&P 500 ambles 0,53% dan Nasdaq Composite jatuh 1,56%.

Perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina masih akan mewarnai jalannya perdagangan. Kemarin, ibu kota Ukraina Kyiv kembali dibombardir oleh Rusia.

Sejak agresi Rusia ke Ukraina sepekan lalu, tercatat sudah lebih dari 1 juta warga Ukraina keluar dari negara tersebut.

Merespons keganasan Rusia terhadap Ukraina, negara-negara Barat terus berusaha untuk memberikan sanksi ekonomi kepada Negeri Beruang Merah.

Sanksi ekonomi tersebut ditujukan untuk pejabat elit Rusia, bank, bank sentral dan usaha lain. Sanksi ekonomi yang diberikan dimaksudkan untuk menjatuhkan ekonomi Rusia.

Atas berbagai sanksi ekonomi yang diberikan, lembaga pemeringkat rating global yakni Moody's and Fitch mamangkas rating surat utang Rusia menjadi junk bond.

Kendati dampak yang ditimbulkan dari perang antara Rusia dan Ukraina ini dinilai masih minim untuk Indonesia, tetapi jika meluas maka akan tetap menimbulkan gejolak yang dahsyat baik ke ekonomi maupun pasar RI.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di kisaran level supportnya di 6.905.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak stabil di kisaran level 50 yang mengindikasikan bahwa indeks belum menunjukkan tanda jenuh beli maupun jenuh jualnya.

Menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 masih berada di bawah garis EMA 26 meski terjadi pola konvergen (menyempit) dan bar histogram masih di wilayah negatif.

Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi terkonsolidasi. Namun apabila terjadi penguatan cenderung akan terbatas.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular