Apes! Kena ARB Lagi, Saham ADCP Gak Pernah Hijau Sejak Debut
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengembang properti, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), kembali anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada penutupan perdagangan sesi II hari ini, Rabu (2/3/2022). Dengan ini, sejak debut di bursa, saham ADCP belum pernah ditutup di zona hijau.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ADCP ambles 7,00% ke Rp 93/unit, dengan nilai transaksi Rp 4,90 miliar dan volume perdagangan 52,54 juta saham. Praktis, harga saham ADCP saat ini berada di bawah harga penawaran saham perdana (IPO) yang sebesar Rp 130/unit.
Sejak debut IPO pada 23 Februari lalu, saham ADCP selalu ditutup anjlok lebih dari 6%, dengan 3 di antaranya terkena ARB.
Alhasil, saham anak usaha emiten BUMN Karya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ini sudah terjungkal hingga minus 28,46% sejak hari pertama di BEI.
Sebenarnya, pada awal perdagangan di hari debut (23/2), harga saham ADCP sempat 'terbang' 33%. Namun, di akhir perdagangan, saham ADCP ditutup ambles 6,15%.
Nilai kapitalisasi pasar ADCP saat ini tercatat sebesar Rp 2,07 triliun.
Perseroan menjadi emiten ke-8 yang tercatat di BEI pada tahun ini dengan melepas sebanyak 2.222.222.200 saham dengan harga penawaran umum Rp 130 per saham.
Direktur Utama ADCP, Rizkan Firman mengatakan, melalui IPO ini semakin memperkuat bisnis perusahaan sebagai pengembang properti Transit Oriented Development (TOD).
Rizkan menambahkan, IPO ini menjadi momen penting bagi Adhi Commuter Properti yang menempatkannya sebagai perusahaan publik.
Kini ADCP memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat khususnya untuk mempermudah mobilitas masyarakat agar lebih efektif dan efisien.
"Melalui IPO ini, ADCP telah menyiapkan strategi yang matang dan terintegrasi untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Kami optimistis, bisnis ADCP akan terus berkembang seiring dukungan dari induk usaha kami, PT Adhi Karya (Persero) Tbk," katanya.
ADCP memperoleh dana sebesar Rp 288.888.886.000 dari IPO. Dana yang diperoleh dari IPO sekitar 26% dari hasil penawaran umum akan digunakan untuk pengembangan proyek eksisting yang berada di kawasan Bogor yaitu Proyek Adhi City Sentul.
Selanjutnya, sekitar 25% akan digunakan untuk Akuisisi/Pengembangan Lahan Baru di kawasan Bekasi. Akuisisi tersebut yaitu akuisisi lahan baru yang berupa tanah seluas 3,6 Ha milik PT Prakarsa Triotama Jaya yang berlokasi di Cikunir, Bekasi, di mana tanah tersebut akan digunakan untuk pengembangan proyek Mixed Use Development (Apartemen dan Komersial).
Terakhir sekitar 49% dari hasil Penawaran Umum akan digunakan untuk pembayaran kembali sebagian pokok obligasi Seri A.
Sebagai informasi, ADCP merupakan salah satu anak usaha Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ADHI yang bergerak di bidang Property, Hospitality & Support.
Dimulai dari divisi Transit Oriented Development (TOD) Adhi Karya di tahun 2015 dan berkembang menjadi entitas terpisah pada tahun 2018.
PT Adhi Commuter Properti didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam menyediakan kawasan hunian terintegrasi dan support facilities di area sekitar jalur Light Rapid Transit (LRT).
Saat ini, perseroan memiliki portofolio kuat dari proyek TOD baik eksisting maupun baru yang terletak di Jabodetabek.
Seluruh kawasan itu memiliki total unit lebih dari 54.000 unit, dengan landbank sebesar 140 hektar, yaitu LRT City Bekasi - Eastern Green, LRT City Bekasi - Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Grand Central Bogor - Member of LRT City, Cisauk Point - Member of LRT City, dan Oase Park - Member of LRT City.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)