Tunggu The Fed, Harga Perak Melemah

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 March 2022 10:09
Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melonjak 3% pada perdagangan kemarin harga perak terkoreksi pada perdagangan pagi hari ini karena ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu (3/2/2022) pukul 09:02 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,13/ons, turun 0,94% dibandingkan posisi kemarin.

Investor mulai mengantisipasi kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres AS  yang diagendakan pada Rabu dan Kamis pukul 10.00 waktu setempat. Para investor menanti kejelasan lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga di tengah ketegangan Ukraina dan melonjaknya inflasi.

Pejabat Fed telah berjanji untuk keluar dari kebijakan tingkat bunga 0% di era pandemi pada pertemuan 15-16 Maret. Tetapi sampai saat ini belum jelas seberapa agresif mereka akan menaikkan suku bunga.

Beberapa pejabat melihat The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga 50 basis poin, yang lainnya menyatakan hal tersebut perlu untuk meredam inflasi yang saat ini sebesar 7,5%, tertinggi dalam 4 dekade terakhir.

Terbaru, Dewan Gubernur The Fed, Christoper Waller, yang mendukung kenaikan sebesar 50 basis poin. Menurutnya hal ini bisa dilakukan agar suku bunga bisa mencapai 1% - 1,25% di awal musim panas (awal Juli).

"Saya memperkirakan inflasi masih akan tinggi dan hanya akan menunjukkan penurunan yang moderat dalam beberapa bulan ke depan," kata Waller saat berbicara di Universitas Santa Barbara sebagaimana dilansir AFP, Kamis (24/2).

"Oleh karena itu, saya percaya suku bunga harus berada di kisaran 1% - 1,25% pada awal musim panas" tambahnya.

Sebelum Waller, Presiden The Fed wilayah St. Louis, James Bullard, menjadi yang paling kencang menyatakan akan memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan. Ia juga berpandangan suku bunga perlu mencapai 1% - 1,25% di awal Juli.

Tiga pekan lalu, pasar juga melihat adanya probabilitas lebih dari 90% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group.

Tetapi saat ini, probabilitas tersebut jauh menurun, menjadi 1,7% saja. Pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, dengan probabilitas sebesar 98,3%.

Hal ini tidak lepas dari banyaknya pejabat The Fed yang tidak mendukung kenaikan yang agresif. Meski demikian, belum adanya kepastian seberapa besar The Fed akan menaikkan suku bunganya membuat laju penguatan safe haven tertahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular