Berkah Produksi Cile Turun, Harga Tembaga Naik

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 March 2022 16:05
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga menguat pada perdagangan hari ini karena produksi tembaga di produsen terbesar dunia, Cile, jatuh di tengah persediaan yang terus menipis.

Pada Selasa (1/3/2022) pukul 14:08 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.935/ton, naik 0,52% dibandingkan posisi kemarin.

Produksi tembaga di Cile, produsen logam terbesar di dunia, turun 15% month-to-month menjadi 429.923 ton pada Januari. Sedangkan jika dibanding dengan tahun lalu turun 7,5% year-on-year. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak tahun 2011.

Pandemi masih jadi alasan utama kenapa produksi tembaga di Cile merosot. Di samping itu, produksi tambang tembaga biasanya turun karena adanya musim dingin.

"Beberapa tambang mungkin mengejar pemeliharaan yang tertunda selama pandemi. Misalnya, program pemeliharaan di pabrik peleburan Chuquicamata akan membatasi produksi logam olahan akhir tahun ini," kata pemilik Codelco, mengutip mining.com pada Senin (28/2/2022).

Juan Carlos Guajardo, kepala konsultan Plusmining, mengatakan musim dingin di dataran tinggi mungkin berdampak pada beberapa operasi tambang di Cile utara.

Penurunan produksi Cile berpotensi mengganggu pasokan tembaga dunia di tengah pemulihan ekonomi global yang bisa meningkatkan permintaan. Belum lagi permintaan tembaga yang datang dari sektor green energy.

Produksi yang turun dan permintaan yang tinggi membuat persediaan tembaga di gudang terus menyusut. Pada 28 Februari 2022 persediaan tembaga di gudang yang dipantau oleh bursa logam London tercatat 73.025 ton. Jumlah ini telah jatuh 71,3% dari persediaan tertinggi pada Agustus 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular