Stok Berlimpah, Permintaan Loyo, Harga Timah Anjlok 1,57%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 May 2022 15:15
Dok.PT Timah
Foto: Dok.PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok timah di gudang terus melambung di tengah pelemahan permintaan akibat lockdown di China. Analis pun memproyeksikan pasar timah akan surplus pada tahun 2022 sehingga menekan harga.

Pada Selasa (24/5/2022) pukul 14.08 WIB harga timah dunia tercatat US$ 34.070, anjlok 1,57% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Persediaan timah di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) melonjak sejak awal tahun ini. Per 23 Mei, stok timah di gudang tercatat 3.240 ton. Jumlah tersebut naik 1.220 ton atau 60,4% point-to-point (ptp) sejak awal tahun ini.

Persediaan rata-rata timah pada bulan Mei pun mencapai 3.119 ton. Jumlah ini naik 441 ton dari bulan April sebesar 2.678 ton.

Persediaan yang menumpuk di gudang karena permintaan yang lemah. Diakibatkan oleh pembatasan aktivitas di China. Strategi nol Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di China dan lockdown sangat berdampak pada rantai pasokan timah dunia.

Pasalnya, China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista.

Fitch Solution dalam riset terbarunya memperkirakan pasar timah dunia diperkirakan terjadi surplus pada tahun 2022 sebesar 45.000 ton.

Ini karena pertumbuhan produksi lebih cepat ditimbang pertumbuhan konsumsi. Produksi logam timah dunia akan tumbuh 5,3% pada tahun 2022 menjadi 418.000 ton.

Peningkatan produksi akan didukung oleh Indonesia, Peru, dan Bolivia pasca pandemi. Begitu juga pasokan dari Malaysia setelah force majeure menghentikan produksi MSC tahun lalu.

Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan pada tahun 2022 akan lebih lambat dibanding produksi. Diperkirakan pertumbuhan konsumsi akan mencapai 2% pada tahun ini menjadi 373.000 ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Seret, Harga Timah Naik Minggu Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular