Khawatir Dampak Ekonomi Karena Perang, Dow Futures Ambles
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa berjangka Amerika Serikat (Dow Futures) melemah pada perdagangan kemarin karena investor khawatir atas konsekuensi ekonomi dari pertempuran antara Rusia dan Ukraina.
Kontrak futures indeks Dow Jones turun 1,49%. Sementara S&P 500 berjangka turun 1,69% dan Nasdaq 100 terkoreksi 1,83%.
Ekuitas AS dan global bergejolak pekan lalu karena ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina terus meningkat hingga adu tembak terjadi.
Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan pasukan penangkal nuklir negaranya dalam siaga tinggi pada Minggu di tengah meningkatnya reaksi global terhadap invasi tersebut.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan perwakilan untuk Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk bertemu di perbatasan Ukraina-Belarusia "tanpa prasyarat."
Sementara itu harga minyak mentah jenis light sweet naik lebih dari 4% menjadi sekitar $95,60 per barel pada hari Minggu. Untuk jenis Brent turut naik 4% menjadi mendekati $102 per barel.
Pekan lalu, Presiden Joe Biden bereaksi terhadap serangan itu dengan mengumumkan sanksi terhadap bank-bank Rusia, utang negara, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.
AS, sekutu Eropa dan Kanada pada Sabtu sepakat untuk menghapus bank-bank utama Rusia dari sistem SWIFT.
"Beberapa bank Rusia yang dikeluarkan dari SWIFT dan pembekuan akses bank sentral Rusia ke cadangan mata uang asing yang disimpan di Barat jelas meningkatkan risiko ekonomi," kata Dennis DeBusschere dari 22V Research.
Namun, dia yakin Rusia masih bisa menjual minyak dan mungkin ada "loop hole" di aset beku Rusia yang "mungkin membatasi bencana di pasar selama beberapa hari."
"Pedagang akan mengawasi tanda-tanda resolusi krisis Rusia (perdamaian yang dinegosiasikan atau tanda-tanda kemenangan jangka pendek untuk kedua belah pihak) atau tanda-tanda ketegangan bisa memburuk meningkatkan kemungkinan perang dunia yang melibatkan anggota NATO," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi untuk Grup Leuthold.
Terlepas dari volatilitas pasar, bursa AS mengalami kinerja terbaik sejak November 2020 pada hari Jumat.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 834,92 poin, atau 2,5%, ditutup di level 34.058,75. Rata-rata blue-chip mencatat hari terbaiknya sejak November 2020. S&P 500 naik 2,2% ke level 4.384,65. Nasdaq Composite naik 1,6% menjadi 13.694,62.
Selain invasi Rusia, pekan ini investor akan fokus pada penentuan suku bunga The Fed.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan memberikan keterangan di depan Kongres dua kali dalam pekan ini. Investor juga mencermati eskalasi dampak geopolitik di Eropa Timur terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
Investor juga akan mencermati rilis data departemen tenaga kerja di akhir pekan ini yang juga jadi salah satu tolak ukur kenaikan suku bunga The Fed.
(ras)