Dihantam Perang Rusia-Ukraina IHSG Terima Kenyataan Drop
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini cenderung terkoreksi tipis, di tengah masih memanasnya konflik antara Rusia dengan Ukraina hingga akhir pekan ini.
Sepanjang pekan ini, Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut turun tipis 0,05% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (25/2/2022) kemarin, IHSG ditutup melesat 1,03% ke level 6.888,17.
Pergerakan IHSG sepanjang pekan ini juga cenderung berfluktuasi. Tercatat IHSG mengalami penguatan selama tiga hari, yakni pada Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan koreksi IHSG pada pekan ini terjadi pada Selasa dan Kamis.
Di tengah IHSG yang cenderung volatil sepanjang pekan ini, sejatinya IHSG berhasil mencetak rekor terbarunya (all time high/ATH) di level 6.920,06.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 84,6 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 4,4 triliun di seluruh pasar pada pekan ini.
Berfluktuasinya IHSG pada pekan ini terjadi di tengah masih memanasnya konflik antara Rusia dengan Ukraina, di mana pada pekan ini konflik kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut memasuki babak baru, yakni penyerangan militer kedua negara tersebut.
Pada Kamis waktu setempat, Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi Jumat sebelum pukul 6.00 pagi waktu setempat.
Putin mengumumkan operasi militer tersebut demi membela separatis di wilayah timur Ukraina, yakni Donestk dan Luhansk. Di awal pekan ini, Putin sudah mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut, dan menempatkan pasukannya di sana untuk "menjaga perdamaian "
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun memutuskan untuk mengambil langkah lanjutan terkait serangan Rusia ke wilayah Ukraina. Pakta pimpinan Amerika Serikat (AS) itu mengadakan pertemuan darurat.
Namun, ketakutan pasar mulai mereda setelah Presiden AS Joe Biden pada Kamis malam waktu AS tidak membalas dengan aksi militer hanya menjatuhkan sanksi ekonomi.
"Hari ini saya mengizinkan sanksi tambahan yang lebih kuat, dan pembatasan apa saja yang bisa diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia secara langsung dan dari waktu ke waktu," kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International, Jumat (25/2/2022).
Selain itu, Biden juga mengizinkan penambahan pasukan NATO untuk siaga di Jerman guna memperkuat pertahanan Eropa.
Sementara itu, Presiden Vladimir Putin pun membalasnya dan mengatakan bahwa Rusia tidak akan merusak perekonomian dunia.
"Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin.
Meski sentimen cenderung membaik, tetapi situasi di Ukraina hingga saat ini masih mencekam.
Terbaru pada hari ini, CNN melaporkan ledakan masih terus terjadi di ibukota Kiev, Ukraina. Ledakan telah terlihat dan terdengar di beberapa bagian kota Kiev, setelah berhari-hari pertempuran sengit dan ledakan di pinggiran luar saat pasukan Rusia mendekati kota itu.
Sabtu dini hari waktu setempat, video dari saksi mata menunjukkan ledakan terjadi di daerah barat laut Kyiv. Ada sebuah pangkalan militer di daerah tersebut.
Sebelumnya, Tim CNN di ibu kota Kiev juga melaporkan mendengar ledakan keras di barat dan selatan kota itu Sabtu. Tak lama setelah itu, Layanan Komunikasi Khusus Negara Ukraina mengatakan bentrokan sedang berlangsung di pinggiran timur juga.
"Musuh mencoba menyerang CHP-6 di dekat Troieschyna. Angkatan Bersenjata memberikan pertempuran," kata dinas tersebut.
Sekitar pukul 09:00 WIB, tim CNN di Kiev juga mendengar ledakan keras di barat dan selatan kota, dengan langit menyala dengan serangkaian kilatan di cakrawala.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)