Bombardir Ukraina, Rusia Dihujani Sanksi dari Negara Dunia

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 February 2022 07:20
Biden
Foto: Prajurit Garda Nasional Ukraina mengambil posisi di pusat Kyiv, Ukraina 25 Februari 2022. (REUTERS/GLEB GARANICH)

Presiden Joe Biden mengatakan negaranya akan kembali memberi sanksi ke Rusia, Kamis (24/2/2022) sore waktu setempat. Sanksi dijanjikannya lebih luas dalam upaya memutus Moskow dari ekonomi global.

Biden menyebut hukuman baru akan menargetkan triliunan aset. Termasuk tindakan khusus terhadap elit serta bank-bank termasuk bank umum milik negara (BUMN) Rusia.

"Hari ini, saya mengizinkan sanksi tambahan yang kuat dan batasan baru tentang apa yang dapat diekspor ke Rusia," kata Biden dikutip CNBC International dalam konferensi pers Kamis sore waktu setempat.

"Ini akan membebani ekonomi Rusia dengan segera dan dari waktu ke waktu."

Ia pun mengatakan sudah berbicara dengan negara G-7. Selain AS, kelompok ini melibatkan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris.

"Kami sepenuhnya setuju. Kami akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam dolar, euro, pound, dan yen untuk menjadi bagian dari ekonomi global," kata Biden lagi.

Ditegaskannya pula keluarga yang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin juga jadi target. Ini untuk menekan Moskow mengakhiri serangan militernya.

Orang-orang itu adalah mantan kepala staf Kantor Eksekutif Kepresidenan Sergei Ivanov dan putranya. Lalu Igor Sechin, sekutu terdekat Putin lainnya dan CEO Rosneft, salah satu perusahaan minyak publik terbesar di dunia, bersama putranya.

Departemen Keuangan merilis daftar sanksi AS yang lebih rinci, tak berapa lama dari pernyataan Biden. Departemen tersebut mengatakan bahwa pembatasannya akan secara drastis melemahkan kemampuan raksasa pemberi pinjaman Rusia Sberbank dan VTB Bank untuk beroperasi.

Sebelumnya, Biden telah memberikan sanksi besar-besaran terhadap bank utama Rusia, EVB dan bank militernya, PSB.

Hukuman itu akan melarang lembaga keuangan Amerika memproses transaksi untuk VEB dan PSB. Ini akan secara efektif "memotong" bank dari transaksi yang melibatkan dolar AS, yang selama ini menjadi mata uang cadangan global.

Bukan hanya itu, sanksi juga diberikan ke utang negara Rusia. AS melarang bank-bank Amerika untuk memperdagangkan saham atau meminjamkan ke dana.

Kemarin AS juga memberi sanksi ke proyek pipa gas Nord Stream 2, yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman. Proyek sebenarnya belum berjalan, tapi didanai mayoritas BUMN Rusia Gazprom, US$ 11 miliar.

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular