Perang Rusia-Ukraina, Orang Eropa Bakal Susah Makan Roti

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 February 2022 15:45
Pemandangan bangunan tempat tinggal yang rusak, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022). (via REUTERS/UKRAINIAN MINISTRY OF EMERGENCIE)
Foto: Pemandangan bangunan tempat tinggal yang rusak, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022). (via REUTERS/UKRAINIAN MINISTRY OF EMERGENCIE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina resmi dimulai. Operasi militer Rusia di Ukraina resmi diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin, Kamis (24/2/2022).

Bukan hanya kerusakan infrastruktur, perang kedua negara bahkan diprediksi berdampak luas hingga ke seantero Eropa. Maklum saja, Ukraina merupakan salah satu negara di Benua Biru yang memegang peranan penting dalam rantai pasokan pangan.

Ukraina dianggap sebagai keranjang roti Eropa. Invasi akan mengakibatkan rantai pasokan makanan menjadi terpukul, kata Alan Holland, CEO dan pendiri di perusahaan teknologi Keelvar.

Ukraina memproduksi gandum, jelai dan gandum hitam yang banyak diandalkan Eropa. Negara itu juga penghasil jagung yang besar.

Produksi jagung Ukraina pada tahun 2021 mencapai 42 juta ton. Ini merupakan rekor tertinggi yang dicapai Ukraina dan telah bertumbuh 10 kali lipat sejak awal 2.000-an. Sementara produksi gandum Ukraina tercatat 33 juta ton pada tahun 2021.

Saat ini, Ukraina menyumbang 16% dari ekspor jagung dan 12% gandum global. Ukraina diproyeksi menjadi pengekspor jagung terbesar ketiga di dunia pada musim 2021/22 dan pengekspor gandum terbesar keempat, menurut data Dewan Biji-bijian Internasional.

Ukraina diuntungkan dari lonjakan harga jagung dan gandum karena nilai ekspornya yang meningkat. Ini karena 80% panen jagung dan 70% panen gandum dikirim ke luar Ukraina alias diekspor.

Gandum berjangka yang diperdagangkan di Chicago telah naik sekitar 22,32% sejak awal tahun ini, sementara jagung berjangka melonjak 18,75% pada periode yang sama.

"Meskipun musim panen masih beberapa bulan lagi, konflik berkepanjangan akan membuat kekurangan roti (dan meningkatkan harga konsumen) musim gugur ini," kata Holland.

Faktanya, bukan hanya Eropa yang akan terkena dampaknya. Banyak negara di Timur Tengah dan Afrika juga bergantung pada gandum dan jagung Ukraina.

Ini pun termasuk China. Gangguan pada pasokan tersebut dapat mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah tersebut.

"China juga merupakan penerima besar jagung Ukraina. Bahkan, Ukraina menggantikan AS sebagai pemasok jagung utama China pada tahun 2021," kata Presiden Sourcing Grup Industry, Dawn Tiura.

Tak hanya jagung dan gandum, Ukraina juga merupakan pemain utama ekspor tanaman sereal seperti posisi pertama di dunia sebagai eksportir bunga matahari mentah. Kemudian posisi ke-2 di dunia sebagai eksportir bisa colza.

Lalu, menempati posisi ke-3 di dunia sebagai eksportir frozen fowls dan eksportir madu alami nomor 5 dunia terbesar di dunia.

Selain dari tanaman, kandungan alam di perut bumi Ukarina juga potensial. Berikut potensi alam hasil tambang yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC, mengutip Ukraine Invest:

Mineral logam

• Posisi ke-7 di dunia dalam ekstraksi besi: 39 juta ton dan 2,4% dari produksi global (setelah Australia, Cina, Brasil, India, Rusia, dan RSA)

• Posisi ke-8 di dunia dalam ekstraksi mangan: 651 ribu ton dan 3,6% dari output global (setelah RSA, Australia, Cina, Gabon, Brasil, Ghana, dan India)

• Posisi ke-6 di dunia dalam ekstraksi titanium: 431 ribu ton dan 6,3% dari produksi global (setelah China, RSA, Australia, Kanada Mozambik)

• Posisi kedua di dunia dalam ekstraksi galium: 9 ton dan 2,9% dari output global (setelah China)

• Posisi ke-5 di dunia dalam ekstraksi germanium: 1 ton dan 1% dari output global (setelah Cina, Rusia, AS, dan Jepang)

Mineral non-logam

• Posisi ke-6 di dunia dalam ekstraksi kaolin: 2,4 juta ton dan 5,9% dari output global (setelah Cina, AS, Jerman, India, dan Republik Ceko)

• Posisi ke-10 di dunia dalam ekstraksi zirkonium silikat: 26 ribu ton dan 1,9% dari output global (setelah Australia, RSA, Cina, Mozambik, Senegal, AS, Kenia, India, dan Indonesia)

• Posisi ke-8 di dunia dalam ekstraksi grafit: 13 ribu ton dan 1,3% dari output global (setelah Cina, Brasil, Korea Utara, India, Rusia, Kanada, dan Madagaskar)

Bahan bakar mineral

• Posisi ke-13 di dunia dalam ekstraksi batubara pembangkit listrik: 18,9 juta ton dan 0,4% dari output global (setelah China, India, AS, Indonesia, Australia, RSA, Rusia, Kolombia, Kazakhstan, Polandia, Vietnam, dan Kanada )

• Posisi ke-12 di dunia dalam ekstraksi batu bara kokas: 5,2 juta ton dan 0,5% dari output global (setelah Cina, Australia, Rusia, AS, India, Kanada, Mongolia, Kazakhstan, Polandia, Mozambik, dan Kolombia)

• Posisi ke-10 di dunia dalam ekstraksi uranium: 1 ton dan 1,4% dari output global (setelah Kazakhstan, Kanada, Australia, Namibia, Niger, Uzbekistan, Rusia, Cina, dan AS)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular