Gini Cara Bank Mega Ukur Risiko di Masa Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk (MEGA) menargetkan perolehan laba di 2022 mencapai Rp 4,3 triliun, meningkat dibandingkan perolehan laba 2021 senilai Rp 4,01 triliun. Salah satu strategi untuk mencapai target ini yakni melalui ekspansi kredit, efisiensi, dan menyasar sektor-sektor yang tetap tumbuh di masa pandemi.
Direktur Risk Bank Mega Indivara Erni mengatakan, di masa pandemi Covid-19 telah menghantam perekonomian dan berimbas pada debitur perbankan, termasuk Bank Mega. Untuk itu pihaknya telah mempersiapkan mitigasi risiko untuk menghadapi potensi permasalahan yang akan muncul.
"Jadi kami bagi tiga tahap, akuisisi, inisiasi kredit di awal, serta tetap tumbuh besar dan sehat. Mitigasinya dengan menerapkan credit risk yang lebih pruden, fokus pada industri yang resilience, memilih debitur track record baik, dengan backbone usaha yang kuat," kata Indivara saat Public Expose Bank Mega, Jumat (25/2/2022).
Dia menambahkan berbagai upaya yang dilakukan sejalan program pemerintah, misalnya yang terkena dampak pada usahanya bisa mendapatkan relaksasi dan restrukturisasi.
"Kami tentunya melakukan monitoring secara rutin, terutama yang sudah diberikan restrukturisasi, kami juga ada early warning system terhadap debitur," kata dia.
Pihaknya juga mengelompokkan risiko, sehingga bisa melakukan rencana aksi sesuai dengan masing-masing debitur. Dengan begitu kualitas kredit Bank Mega bisa terjaga tetap baik.
"Pencadangan dilakukan secara risk base, terhadap masing-masing debitur. Stress test dilakukan secara rutin, mengukur seberapa kuat lalau ada pemburukan kualitas kredit," ungkapnya.
(rah/rah)