Combo! Selain Dividen Tunai, Bank Mega Bagikan Saham Bonus

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
25 February 2022 12:50
Dirut utama Bank Mega, Kostaman Thayib (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dirut utama Bank Mega, Kostaman Thayib (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatatkan laba bersih sepanjang 2021 senilai Rp 4,01 triliun, melesat 33% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 3,01 triliun. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan dengan jumlah laba ini, direksi akan mengusulkan pembagian dividen 70% dari laba atau setara Rp 2,8 triliun.

"Pada RUPS Tahunan kami salah satu mata acaranya menetapkan dividen tunai atau saham, kami mengusulkan dividen dengan rasio sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 70% dari laba bersih Bank Mega," kata Kostaman dalam Public Expose Bank Mega, Jumat (25/2/2022).

"Tahun ini kan meningkat laba kami menjadi Rp 4 triliun, jadi kalau 70% maka laba yang kami usulkan untuk dibagikan kepada pemegang saham adalah Rp 2,8 triliun."

Jika usulan ini disetujui, maka pemegang saham akan menerima dividen tunai senilai Rp 402/saham. Kostaman menyebutkan, berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini manajemen akan mengusulkan membagikan dividen saham atau saham bonus dari kapitalisasi saldo laba dan kapitalisasi modal disetor.

"Jumlah yang diusulkan setiap pemegang 1.000 saham mendapatkan 686 saham bonus. Jika disetujui maka pembagian dividen tunai dan saham bonus ini rencananya dilakukan 23 Maret 2022," jelas Kostaman.

Laba bersih Bank Mega tercatat tumbuh 33% YoY menjadi Rp 4,01 triliun. Berdasarkan data laporan kinerja Bank Mega 2021, nilai aset perusahaan sepanjang tahun lalu tumbuh 18% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 133 triliun.

Pertumbuhan ini di atas kenaikan aset industri perbankan nasional yaitu 10% YoY. Dan mendudukkan raihan laba Bank Mega di 5 besar perbankan, kendati secara aset bukan termasuk yang terbesar.

Kostaman mengatakan krisis akibat pandemi Covid-19 dimanfaatkan Bank Mega untuk menangkap peluang. Pasalnya, jika tidak diantisipasi dan berinovasi maka bisa menimbulkan kerugian bagi perbankan. Dari sisi pendapatan menurutnya bisa dihasilkan biaya operasional yang menurun, tercermin dari BOPO Bank Mega berhasil turun menjadi 56% di 2021.


(rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Kinerja Cemerlang, Bank Mega Beberkan Strateginya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular