
Perak Terkoreksi Gegara Biden! Tenang, Hanya Sementara

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan pagi hari ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan sanksi ekonomi ke Rusia.
Pada Jumat (25/2/2022) pukul 06.56 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,19/ons, turun tipis 0,05% dibandingkan dengan posisi kemarin.
Sebelumnya, harga perak dunia sempat melambung hingga US$ 25,6/ons setelah operasi militer Rusia di Ukraina resmi diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Tak lama berselang, ledakan terjadi di ibu kota Ukraina Kyiv, Kamis (24/2/2022) waktu setempat. Bahkan meluas hingga kota Kharkiv dan daerah lainnya.
Tim CNN di Kharkiv, bahkan melaporkan mendengar "aliran ledakan keras yang terus-menerus". Ini adalah kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut negara itu. Bahkan kabar terbaru menyebutkan korban jiwa mulai berjatuhan.
Situasi tersebut membuat investor berburu aset safe haven untuk melindungi nilai aset mereka dari ketidakpastian ekonomi dan kondisi politik saat perang meletus.
Namun, ketakutan pasar mulai mereda setelah Presiden AS, Joe Biden, tidak merespon invasi Rusia ke Ukraina dengan tindakan militer. Biden hanya memberikan sanksi ekonomi bagi Rusia, meski juga memperkuat pertahanan di Eropa dengan menambah jumlah pasukan NATO di Jerman.
"Hari ini saya mengizinkan sanksi tambahan yang lebih kuat, dan pembatasan apa saja yang bisa diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia secara langsung dan dari waktu ke waktu," kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International.
Selain itu, Biden juga mengizinkan penambahan pasukan NATO untuk siaga di Jerman guna memperkuat pertahanan Eropa.
Sementara itu Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak akan merusak perekonomian dunia.
"Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin.
Pasca pidato kedua presiden tersebut, indeks volatilitas (VIX) yang menjadi indikator ketakutan pelaku pasar juga berbalik turun 2,26% ke 30,32 pada perdagangan Kamis kemarin. Di awal sesi, indeks ini sempat meroket nyaris 22% ke 37,79.
Alhasil, perak pun berbalik merosot.
Namun, Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, meyakini invasi Rusia ke Ukraina adalah game changer dan permintaan safe-haven akan tetap tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?