
Investor: UNVR Sudah Bukan Lagi Saham Defensif

Kompetitor Getol Akuisisi
Lebih lanjut, Nilzon menjelaskan, kompetitor UNVR memimpin dalam akuisisi merek kecantikan, sementara UNVR tertinggal pada segmen utamanya tersebut yang menyumbang 70% dari penjualan bersih. (LihatĀ grafik di bawah ini).
![]() Akuisisi Oleh Kompetitor UNVR |
Sepanjang tahun lalu, sebagian besar pesaing Unilever telah mengakuisisi beberapa merek di segmen perawatan pribadi.
Pesaing seperti L'Oreal dan P&G berjuang untuk mendapatkan kue segmen produk kecantikan perawatan kulit yang semakin berkembang dengan mengakuisisi merek-merek baru, seperti SK-II, Takami, Gjosa, Ouai, dan lainnya.
Sementara, menurut survei Rakuten Insights dan Statista (2021) yang dihimpun Nilzon, merek Perawatan Pribadi dan Kosmetik Korea telah terbukti memperoleh fondasi yang kuat di seluruh dunia, termasuk di pasar Tanah Air.
Sekitar 43% responden Indonesia mengaku memiliki setidaknya 25-50% merek Korea untuk perawatan pribadi mereka.
Konsumen Cinta Produk Lokal
Sentimen negatif lainnya untuk UNVR adalah munculnya kecenderungan sentimen memilih produk lokal. (Lihat grafik di bawah ini).
![]() Tren Konsumen Pakai Produk Kecantikan Lokal |
Menurut catatan Nilzon, di antara merek kosmetik yang disurvei oleh Hanadian-Nurhayati-Wolff pada 2021, tidak satu pun dari 10 merek teratas yang dimiliki Unilever.
Sebagai informasi, survei tersebut merupakan analisis produk yang dijual dari 3 toko online terbesar di RI, yakni Tokopedia (15,3 juta produk), Bukalapak (4,6 juta produk), dan Shopee (2,3 juta produk).
Sementara, berdasarkan laporan berbeda yang dikeluarkan oleh Sigma Research pada tahun 2016, Pond's yang diproduksi oleh UNVR masih masuk ke dalam 10 besar lima tahun sebelumnya. "Namun, kedua laporan tersebut mencantumkan Wardah sebagai #1 selama beberapa tahun," kata Nilzon.
Padahal, jelas Nilzon, Unilever memiliki beragam produk kecantikan dan perawatan pribadi seperti Citra, Glow & Lovely, Love Beauty & Planet, Pond's, Simple, St. Ives, Suave, dan Vaseline.
Menurut hemat Nilzon Capital, UNVR memiliki peluang untuk meraih Kembali pangsa pasar dalam produk kecantikan jika mereka dapat mengamankan kesepakatan untuk mengakuisisi Grup Paragon yang memiliki Wardah, Emina, dan Make Over.
"Ketiga produk tersebut populer di kalangan milenial dan Gen Z, yang selanjutnya dapat mendukung pertumbuhan UNVR di segmen HPC [Home and Personal Care]," jelas Nilzon Capital.
Asal tahu saja, segmen HPC atawa kebutuhan rumah tangga & perawatan tubuh menyumbang 66,70% dari total penjualan bersih UNVR pada 2021. Sementara, segmen makanan & minuman (foods & refreshments) hanya sebesar 33,30%.
Gagal Masuk Pasar Baru
Tidak hanya kehilangan pangsa pasar, kata Nilzon, UNVR juga telah berulang kali gagal memasuki pasar baru meskipun kaya dengan sumber daya.
Menurut Nilzon Capital, ada dua contoh produk UNVR yang gagal menembus pasar baru, yakni produk pengolahan air minum Pure-It Water Purifier dan sambal kemasan dengan jenama Sambal Jawara.
Untuk Pure-It, kurang moncernya produk ini adalah karena kurangnya penerimaan konsumen terutama di negara yang memiliki masalah dengan air ledengnya selain kuman, melainkan juga juga kurangnya pasokan air dan kualitas air yang tidak layak.
Belum lagi, imbuh Nilzon, perawatan berkala yang harus dilakukan untuk membersihkan/mengganti sparepart penyaringan.
Adapun, Sambal Jawara gagal menggoyahkan monopoli oleh ABC, Indofood, dan Dua Belibis yang bersama-sama menguasai 94% pangsa pasar (Top Brand Award 2019). "Ketika Jawara telah ada setidaknya selama tiga tahun saat itu," kata Nilzon Capital.
Selain itu, Nilzon juga menyoroti sejumlah masalah lain dari produk UNVR, mulai dari rasisme dalam produk kecantikan yang telah berdampak pada merek Unilever hingga sampah plastik dari produk UNVR.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)[Gambas:Video CNBC]