Disarankan Go Private, Ini Kata Unilever (UNVR)

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 February 2022 09:30
FILE - A view of a Unilever logo, displayed outside the head office of PT Unilever Indonesia Tbk. in Tangerang, Indonesia, Tuesday, Nov. 16, 2021. Unilever, which makes Vaseline skin care products and Ben & Jerry’s ice cream, says it's laying off 1,500 staff as part of a company-wide restructuring. The proposed changes mean that senior management jobs will be cut by about 15% while junior management roles will be reduced by 5%, it said Tuesday Jan. 25, 2022. The London-based consumer goods giant employs 149,000 people globally.  (AP Photo/Tatan Syuflana, FIle)
Foto: Unilever (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) buka suara menyusul adanya analisis yang menyebutkan bahwa mungkin sudah saatnya bagi Unilever Indonesia menjadi perusahaan tertutup.

"Kami sangat menghormati dan menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan," ungkap Reski Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/2/2022). 

Reski melanjutkan, Perseroan senantiasa mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor.

"Saat ini, fokus perusahaan adalah untuk terus mengakselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab," ujarnya.

Untuk itu, perseroan memiliki lima prioritas strategis Unilever Indonesia di tahun 2022 yaitu pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen.

Kedua, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment. Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce). 

Keempat, memimpin di Digital & Data Driven capabilities dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

"Menginjak tahun ke 88 beroperasi di Nusantara, Perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia," ujar Reski.

Perseroan optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab.

Sebelumnya, analisis menarik datang dari Nilzon Capital yang menyebutkan, sudah saatnya mungkin Unilever Indonesia menjadi perusahaan tertutup.

Hal ini didasarkan pada kinerja saham UNVR yang sejak 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022 yang secara signifikan berada di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks LQ45.

"Saham Unilever sekarang diperdagangkan dengan diskon 66% dari puncaknya di awal 2018, atau -62% jika disesuaikan dengan pembayaran dividen," ungkap riset tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (22/2/2022).

Kinerja saham yang terus mengalami penurunan itu juga berimbas pada pemotongan bobot besar-besaran bobot Unilever dari indeks utama Indonesia, khususnya IDX Composite, IDX-30, dan LQ-45 karena penerapan aturan free-float yang baru.

Saat ini, pemegang saham publik Unilever tersisa 15% dan sisanya dimiliki oleh Unilever Indonesia Holding B.V sebagai pengendali dengan kepemilikan 84,99%.

Tak hanya itu, riset tersebut juga memaparkan, dalam 12 kuartal terakhir, kinerja keuangan Unilever lebih rendah dari yang diharapkan.

"Hal ini membuat sebagian besar analis dan investor tidak senang dengan fundamentalnya, apalagi prospeknya," tulis Nilzon Capital.

Berdasarkan 17 analis yang diamati oleh Refinitiv, hanya 1 yang memiliki rating beli, dengan 6 standby pada bear camp.

"Target harga rata-rata UNVR cenderung lebih rendah, menunjukkan kepercayaan analis yang memudar terhadap prospeknya," urai riset tersebut.

Kinerja saham emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus menunjukkan tren penurunan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Unilever Indonesia sempat menyentuh level tertinggi tahun 2018 silam di kisaran Rp 11.180 per saham.

Kemudian, terus berangsur turun di 2019 ke level di bawah Rp 8.726 per saham. Puncaknya, saat pandemi Covid-19 berkecamuk tahun 2020, harga sahamnya jatuh ke bawah Rp 6.200 dan kini kembali mencapai level terendah ke posisi Rp 3.820 per saham. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Analis: Sudah Waktunya UNVR Ikuti Jejak Aqua Go Private?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular