Disarankan Go Private, Begini Gerak Saham UNVR

Aldo Fernando & dhf, CNBC Indonesia
23 February 2022 11:10
FILE - A view of a Unilever logo, displayed outside the head office of PT Unilever Indonesia Tbk. in Tangerang, Indonesia, Tuesday, Nov. 16, 2021. Unilever, which makes Vaseline skin care products and Ben & Jerry’s ice cream, says it's laying off 1,500 staff as part of a company-wide restructuring. The proposed changes mean that senior management jobs will be cut by about 15% while junior management roles will be reduced by 5%, it said Tuesday Jan. 25, 2022. The London-based consumer goods giant employs 149,000 people globally.  (AP Photo/Tatan Syuflana, FIle)
Foto: Unilever (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) cenderung mengalami tren penurunan sejak menembus level Rp 11.000-an pada 4 tahun silam. Semenjak menyentuh level tersebut, saham UNVR sudah anjlok 65,83%.

Beranjak dari amatan atas tren penurunan signifikan tersebut, analisis dari Nilzon Capital yang menyebutkan, mungkin sudah saatnya Unilever Indonesia menjadi perusahaan tertutup.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/2/2022), pukul 10.15 WIB, harga saham UNVR berada di level Rp 3.820/saham. Sejak awal tahun, saham UNVR sudah minus 7,06%.

Dalam setahun, saham ini sudah ambles 47,81%, dalam 3 tahun 'nyungsep' 57,01%.

Sementara, sejak menyentuh level Rp 11.180/saham pada 29 Desember 2017, saham UNVR sudah 'terjun' 65,83%.

Sebelumnya, Nilzon Capital dalam analisisnya menyebutkan, Unilever Indonesia mungkin sebaiknya menjadi perusahaan tertutup.

Hal ini, jelas Nilzon Capital, didasarkan pada kinerja saham UNVR yang sejak 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022 yang secara signifikan berada di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks LQ45.

"Saham Unilever sekarang diperdagangkan dengan diskon 66% dari puncaknya di awal 2018, atau -62% jika disesuaikan dengan pembayaran dividen," ungkap riset tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (22/2/2022).

Kinerja saham yang terus mengalami penurunan itu juga berimbas pada pemotongan bobot besar-besaran bobot Unilever dari indeks utama Indonesia, khususnya IDX Composite, IDX-30, dan LQ-45 karena penerapan aturan free-floa yang baru. Saat ini, pemegang saham publik Unilever tersisa 15% dan sisanya dimiliki oleh Unilever Indonesia Holding B.V sebagai pengendali dengan kepemilikan 84,99%.

Tak hanya itu, riset tersebut juga memaparkan, dalam 12 kuartal terakhir, kinerja keuangan Unilever lebih rendah dai yang diharapkan.

"Hal ini membuat sebagian besar analis dan investor tidak senang dengan fundamentalnya, apalagi prospeknya," tulis Nilzon Capital.

Berdasarkan 17 analis yang diamati oleh Refinitiv, hanya 1 yang memiliki rating beli, dengan 6 standby pada bear camp.

"Target harga rata-rata UNVR cenderung lebih rendah, menunjukkan kepercayaan analis yang memudar terhadap prospeknya," urai riset tersebut.

Semua faktor ini dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut pada harga saham, memberikan tekanan pada manajemen dan eksekutif kunci untuk menerapkan perubahan radikal untuk mengembalikan kepercayaan investor.

Kinerja Keuangan Loyo

Sebagai catatan, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba sebesar Rp 5,76 triliun pada 2021. Laba bersih itu turun 19,6% dibandingkan dengan Rp 7,16 triliun pada 2020.

Penurunan laba disebabkan turunnya penjualan. Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 39,5 triliun pada 2021, turun 7,97% dari Rp 42,97 triliun pada 2020.

Perseroan mencatat pertumbuhan penjualan domestik melambat sebesar 8% pada tahun 2021. Adapun kategori Foods & Refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4% di tahun 2021.

Berdasarkan riset BRI Danareksa Sekuritas, dari total penjualan Rp 39,5 triliun pada 2021, 96%-nya berasal dari penjualan domestik dan sisanya dari ekspor.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating HOLD untuk saham UNVR dengan target price Rp 4.300, berkaca dari mengecilnya laba perseroan di tengah lingkungan yang semakin menantang.

"Perolehan laba pada 2021 tersebut 95% dari full-year forecast kami dan 96% dari perkiraan konsensus, sebenarnya masih in line," tulis analis Natalia Sutanto dalam riset yang dikutip Senin (14/2/2022).

Tanggapan Unilever Indonesia

Pihak Unilever Indonesia pun buka suara menyusul adanya analisis dan saran dari Nilzon Capital tersebut.

"Kami sangat menghormati dan menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan," ungkap Reski Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/2/2022).

Reski melanjutkan, Perseroan senantiasa mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor.

"Saat ini, fokus perusahaan adalah untuk terus mengakselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab," ujarnya.

Untuk itu, perseroan memiliki lima prioritas strategis Unilever Indonesia di tahun 2022 yaitu pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen.

Kedua, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment. Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce).

Keempat, memimpin di Digital & Data Driven capabilities dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

"Menginjak tahun ke 88 beroperasi di Nusantara, Perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia," ujar Reski.

Perseroan optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Unilever Beberkan Kemajuan Komitmen Kesetaraan & Inklusivitas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular