Ancaman Perang Dunia III Mencuat, Harga Tembaga Turun

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 22/02/2022 12:49 WIB
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau koreksi pada perdagangan hari ini karena dolar Amerika Serikat yang menguat membuat logam makin mahal.

Pada Selasa (22/2/2022) pukul 11:12 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.880/ton, turun 0,18% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Indeks dolar AS reli selama empat hari beruntun dan saat ini berada di US$ 96,2. Ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback. Sebab tembaga akan menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan tembaga berpotensi turun, harga mengikuti.

Selain itu, harapan damai di Ukraina pupus membuat risiko perang meletus kembali tinggi. Pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya batal.

"Berdasarkan semua yang kami lihat di lapangan di daerah sekitar Ukraina di utara, di timur, di selatan, adalah bahwa Rusia terus mempersiapkan aksi militer yang dapat terjadi di masa mendatang. Berjam-jam atau berhari-hari," kata seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan tanpa disebutkan nama.

Di sisi lain, Kremlin juga mengatakan "prematur" untuk menyelenggarakan KTT soal Ukraina, mempertemukan Biden dan Putin. Ini ditegaskan langsung juru bicara pemerintahan Putin, Dmitry Peskov.

"Masih terlalu dini untuk berbicara tentang rencana khusus untuk menyelenggarakan segala jenis KTT," katanya dikutip AFP.

"Tidak ada rencana konkret untuk pertemuan puncak presiden."

Jika perang dunia benar-benar meletus, dampaknya akan menghancurkan ekonomi, baik bagi pihak yang sedang berperang maupun dunia, melihat negara yang terlibat adalah poros ekonomi dunia.

Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga sebagai komoditas yang seringkali dipakai sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak